Autism spectrum disorder (ASD) atau autisme merupakan kondisi kelainan perkembangan otak yang berdampak pada cara pandang seseorang terhadap lingkungan dan mengganggu kemampuan komunikasinya. Secara global, autisme menimpa 1 dari 160 anak dan prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Shop with Me
Anak dengan autisme kerap kali memperlihatkan gejala sulit untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain serta menunjukkan pola perilaku terbatas yang berulang, seperti sering berputar-putar. Langkah baiknya kita berusaha lebih memahami kondisi ini karena autisme dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, budaya, maupun etnis.
Apa Penyebab Autisme?
Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti munculnya autisme pada anak. Akan tetapi, berdasarkan tingkat kelainan dan parahnya gejala yang dipertunjukkan, autisme kemungkinan besar disebabkan oleh lebih dari satu faktor, baik faktor genetik maupun lingkungan.
-
Faktor Genetik
Beberapa jenis gen terlibat pada kondisi autisme. Bagi sebagian anak, autisme dapat dikaitkan dengan kelainan genetik yang dialami, seperti Rett syndrome atau fragile X syndrome. Tetapi, bagi sebagian yang lain, mutasi genetik dapat meningkatkan risiko autisme. Kondisi genetik seseorang dapat berdampak pada proses perkembangan otak atau proses komunikasi antar sel dalam otak.
-
Faktor Lingkungan
Peneliti masih mendalami faktor ini sebagai penyebab autisme terutama dalam kaitannya dengan infeksi virus, komplikasi ketika kehamilan, atau polusi udara yang dapat memicu munculnya ASD. Namun, perlu diketahui bahwa tidak ada penelitian yang dapat menunjukkan hubungan antara vaksinasi anak dengan autisme.
Maka dari itu, pastikan anak mendapatkan vaksinasi sesuai dengan ketentuan yang ada karena menghindari vaksinasi hanya akan menempatkan anak dalam posisi rentan dan berbahaya.
Faktor Risiko Autisme
Meskipun belum diketahui secara pasti penyebabnya, tapi ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko anak memiliki kondisi autisme. Diantaranya adalah sebagai berikut:
-
Anak laki-laki memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar mengembangkan kondisi autisme dibandingkan anak perempuan.
-
Keluarga yang memiliki anak dengan autisme mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan anak lainnya dengan kondisi tersebut.
-
Anak dengan kondisi medis tertentu memiliki risiko yang lebih besar untuk mengembangkan autisme atau gejala mirip autisme. Contohnya adalah fragile X syndrome (kelainan bawaan yang menyebabkan masalah intelektual), tuberous sclerosis (terdapat tumor jinak di otak), dan Rett syndrome.
-
Bayi prematur yang lahir sebelum usia kehamilan menginjak 26 minggu memiliki risiko lebih besar untuk mengalami autisme.
-
Bayi yang lahir dari orang tua berusia lanjut.
Komplikasi Autisme
Gangguan terhadap perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan komunikasi yang dialami anak dengan autisme dapat berujung pada kondisi berikut:
-
Memiliki masalah pembelajaran di sekolah.
-
Tidak mampu hidup secara mandiri
-
Dikucilkan oleh lingkungan sosial.
-
Mengalami pembulian.
-
Mengalami kesulitan di tempat kerja ketika sudah dewasa.
Sampai saat ini, belum diketahui cara untuk mencegah terjadinya autisme. Akan tetapi, diagnosis dan penanganan sejak dini dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi, perilaku, dan perkembangan anak kedepannya.
Untuk tahu lebih lanjut apakah seorang anak terkena autisme atau tidak, kamu tetap perlu berkonsultasi dengan dokter ya, Ladies. Kamu juga bisa baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!
Sumber:
Mayo Clinic Staff. (2018). Autism spectrum disorder. Mayo Clinic. [online]. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/symptoms-causes/syc-20352928
National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. (2022). What is Autism Spectrum Disorder? Centers for Disease Control and Prevention. [online]. https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/facts.html