Pentingnya Edukasi Seksual untuk Anak

Pentingnya Edukasi Seksual untuk Anak

Parenting 661

Edukasi seksual untuk anak mungkin masih menjadi suatu hal yang tabu bagi sebagian orang tua di Indonesia. Padahal memberikan edukasi seksual pada anak sangat penting untuk memberikan kepedulian dan anak lebih sadar dengan kesehatan seksual mereka nantinya.
Selain itu memberikan anak edukasi seks juga membuat mereka mengetahui bagaimana perilaku seksual, sehingga membuat risiko terjadinya pelecehan seksual.

Bagaimana cara untuk memberikan pendidikan seksual pada anak?

Ada beberapa poin penting yang harus kamu ajarkan tentang edukasi seksual pada anak, berikut ini kami merangkum beberapa poin penting yang harus kamu berikan sebagai edukasi seksual pada anak:

Shop with Me

Jas Hujan Axio Assio Europe Origina
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Poise Facial Foam
IDR 15.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Wardah UV Shield Essential Sunscreen Gel SPF 30 PA +++ 40 ml
IDR 35.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

1. Memberikan edukasi tentang bagian tubuh dan fungsinya

Saat anak akan menginjak usia remaja, berikan edukasi seks mengenai area seksual pada tubuh dan fungsinya, Seperti fungsi alat kelamin, payudara dan berbagai bagian tubuh lainnya.
Edukasi seks dapat membantu anak untuk lebih memahami tentang tubuh dan membantu mereka merawat tubuh mereka sendiri.

2. Edukasi tentang pubertas yang akan anak alami

Sebelum anak memasuki masa pubertas, berikan edukasi pada anak apa yang akan terjadi padanya saat telah memasuki masa pubertas.
Pada perempuan, sampaikan bahwa ia akan mengalami menstruasi, pertumbuhan payudara dan tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuhnya.
Pada laki-laki, sampaikan bahwa dia akan mengalami perubahan suara, mimpi basah, pertumbuhan penis dan testis, hingga tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuhnya.
Berikan pemahan bahwa semua perubahan itu merupakan hal yang normal dan tidak perlu malu jika mengalami fase pubertas.

3. Aktivitas seksual

Beritahu pada anak apa saja yang merupakan aktivitas seksual seperti berciuman, berpelukan, hingga berhubungan seks.
Beritahu bahwa semua aktivitas seksual hanya boleh dilakukan saat sudah menikah dan anak dibawah umur tidak sepatutnya melakukan aktivitas seksual seperti itu.
Beritahu juga bahwa ada risiko yang mungkin dialami jika melakukan hubungan seks secara bebas.
Hal ini diperlukan agar anak memiliki rasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri saat memasuki usia remaja.

4. Kekerasan dan pelecehan seksual

Berikan pemahanam tentang kekerasan dan pelecehan seksual pada anak, jelaskan bahwa anak harus melindungi dirinya sendiri seperti menyampaikan sesuatu atau berteriak jika ada orang jahat yang akan menggodanya.
Jelaskan pula, hubungan seks bukanlah sesuatu yang dilakukan dengan cara paksaan ataupun memberikan ketakutan.