Mengapa Wanita Lebih Sering Depresi Ketimbang Pria?

Mengapa Wanita Lebih Sering Depresi Ketimbang Pria?

Kesehatan 648

Telah terdapat banyak dokumen yang mencatat bahwa perempuan lebih sering mengalami depresi ketimbang laki-laki. Kondisi ini bersifat independen alias tanpa memandang ras, suku, etnis, atau kelompok tertentu.

Shop with Me

DVINE COLLAGEN
IDR 980.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Jepitan Rambut Imut
IDR 50.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kuas Make Up Set Mini Travel Brush Berbagai Warna Imut Free Pouch Isi 8
IDR 9.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
ALOHILOHI PAKET SET BRIGHTENING GLOWING BPOM
IDR 190.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Sebuah studi skala besar yang dilakukan pada tahun 2017 menyatakan bahwa mulai usia 12 tahun perempuan memiliki peluang dua kali lebih besar untuk mengalami depresi daripada laki-laki. Terdapat beberapa faktor risiko yang mungkin menjelaskan pengaruh perbedaan gender terhadap tingkat depresi yang dialami. 

Perbedaan Hormon

Perbedaan hormon antara perempuan dan laki-laki diyakini memiliki peran penting dalam angka kasus depresi yang tercatat. Hal ini didasarkan pada puncak risiko depresi seorang wanita yang bertepatan dengan berlangsungnya masa subur mereka, yaitu antara usia 25-44 tahun.

Hormon estrogen dan progesteron telah terbukti mempengaruhi neurotransmitter, neuroendokrin, dan sistem sirkadian wanita yang bertanggung jawab atas kondisi mood seseorang. Bukti nyata adanya hubungan antara hormon seksual wanita dengan kondisi mood  adalah adanya fenomena premenstrual dysphoric disorder (PMDD) yang ditandai dengan munculnya gejala depresi pada awal siklus menstruasi.

Perbedaan Pada Cara Bersosialisasi

Para peneliti menyebutkan bahwa perbedaan cara bersosialisasi antara wanita dan pria memiliki peran dalam tingkat depresi. Umumnya, perempuan didorong untuk lebih peka terhadap pendapat orang lain, sedangkan laki-laki sering dibentuk agar dapat lebih mandiri. 

  1. Peran Sosial

Perempuan dengan profesi ibu rumah tangga tak jarang diremehkan oleh lingkungan di sekitarnya. Sedangkan perempuan karir juga kerap menghadapi diskriminasi dan ketidaksetaraan di dunia kerja. Kondisi-kondisi ini bisa meningkatkan angka depresi pada wanita.

  1. Cara Mengatasi Masalah

Perempuan cenderung lebih melibatkan perasaan mereka dalam mengatasi suatu masalah. Sedangkan pria, lebih berfokus terhadap masalah itu sendiri ketika sedang mengatasinya. Kebiasaan perempuan yang merenungkan masalah secara terus-menerus dalam pikirannya juga dapat meningkatkan kerentanan wanita terhadap depresi yang lebih parah.

  1. Perempuan Lebih Banyak Mengalami Masa Sulit

Remaja perempuan melaporkan mereka memiliki lebih banyak masa sulit dalam kehidupan dibandingkan dengan anak laki-laki. Biasanya berkaitan dengan dengan hubungan keluarga atau teman sebaya. Respon stres yang lebih tinggi terhadap masalah juga dilaporkan terjadi pada perempuan.

Perbedaan Diagnosis

Peneliti juga berpendapat bahwa sebenarnya tidak terdapat perbedaan prevalensi depresi pada wanita dan pria. Hanya saja, perempuan lebih sering meminta bantuan atau melaporkan gejala depresi yang menyebabkan angka diagnosis depresi pada perempuan lebih banyak dari laki-laki. Selain menampakkan gejala yang berbeda, depresi pada pria cenderung tidak terdiagnosis karena sering dideskripsikan dengan stres ketimbang perasaan sedih. 

Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme

 

Sumber:

Schimelpfening, N., &  Snyder, C. (2020). Why Depression Is More Common in Women Than in Men. Very Well Mind. [online]. https://www.verywellmind.com/why-is-depression-more-common-in-women-1067040