Hubungan Depresi dengan Masalah Kesehatan Mental Lain

Hubungan Depresi dengan Masalah Kesehatan Mental Lain

Kesehatan 672

Belakangan ini, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental mulai sering dikampanyekan. Tahukah kamu, bahwa masalah kesehatan mental ini dapat terhubung satu sama lain? Misalnya, orang yang memiliki masalah kesehatan mental selain depresi (misalnya gangguan kecemasan, bipolar, gangguan obsesif-komplusif, dan psikosis), seringkali juga terdiagnosis depresi akibat masalah kesehatan mental yang dimilikinya tersebut. Oleh karena itu, Newfemme ingin membahas masalah kesehatan mental yang ternyata berhubungan dengan depresi. Simak yuk, Ladies!

Shop with Me

Pomona
IDR 90.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kuas Make Up Set Mini Travel Brush Berbagai Warna Imut Free Pouch Isi 8
IDR 9.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bluye
IDR 29.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Jepitan Rambut Imut
IDR 50.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Depresi bipolar

Depresi bipolar terjadi pada episode depresi pada jenis gangguan bipolar tertentu. Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, konsentrasi, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari. Pada gangguan bipolar, terdapat periode yang dikenal sebagai episode manik, dimana orang dengan gangguan ini akan merasa sangat "naik", gembira, atau bersemangat, namun ada pula episode depresi dimana orang tersebut merasa "turun", sedih, atau putus asa.

Orang yang mengalami episode depresi pada gangguan bipolar dapat:

  • Merasa sangat sedih, putus asa, atau kosong
  • Merasa lambat atau gelisah
  • Mengalami kesulitan tidur, bangun terlalu pagi, atau tidur terlalu banyak
  • Memiliki nafsu makan meningkat dan berat badan bertambah
  • Berbicara sangat lambat, melupakan sesuatu, atau merasa tidak ada yang perlu dikatakan
  • Mengalami kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan
  • Merasa tidak mampu melakukan tugas-tugas dasar
  • Memiliki sedikit minat dalam kegiatan
  • Mengalami penurunan atau tidak adanya dorongan seks
  • Memiliki pikiran tentang kematian atau bunuh diri

Gejala selama episode depresi berlangsung setiap hari hampir sepanjang hari dan dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Dengan mengobati gangguan bipolar, gejala depresi yang dirasakan dalam episode depresi dapat lebih sedikit dan lebih ringan.

Depresi dan kecemasan

Depresi dan kecemasan dapat terjadi pada seseorang secara bersamaan. Lebih dari 70% orang dengan gangguan depresi juga memiliki gejala kecemasan. Meskipun dianggap disebabkan oleh hal yang berbeda, depresi dan kecemasan dapat menghasilkan beberapa gejala serupa, yang dapat meliputi:

  • Sifat mudah marah
  • Sulit konsentrasi dan sulit mengingat
  • Masalah tidur

Jika kamu merasa mengalami gejala salah satu atau kedua kondisi ini (depresi dan kecemasan), buatlah janji untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan seperti psikolog klinis atau psikiater. Kamu akan dibantu untuk mengidentifikasi gejala kecemasan dan/atau depresi dan bagaimana mereka dapat diobati. Kedua kondisi ini juga berbagi beberapa pengobatan umum. Artinya, kecemasan dan depresi dapat diobati beberapa cara yang sama, seperti:

  • Terapi, contohnya terapi perilaku kognitif
  • Obat-obatan
  • Terapi alternatif, seperti hipnoterapi

Depresi dan gangguan obsesif-kompulsif

Gangguan obsesif-kompulsif atau obsessive-compulsive disorder (OCD) adalah jenis gangguan kecemasan yqng menyebabkan pikiran, dorongan, dan ketakutan yang tidak diinginkan dan berulang (obsesi). Ketakutan ini menyebabkan penderitanya mengulangi perilaku yang diharapkan dapat mengurangi stres yang disebabkan oleh obsesi.

Orang dengan OCD dapat merasa terisolasi karena penarikan diri dari teman atau lingkungan sekitarnya karena lingkaran obsesi yang dimilikinya. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi pada orang tersebut. Oleh karena itu, tidak jarang seseorang dengan OCD juga mengalami depresi. Bahkan, 80% orang dengan OCD juga mengalami episode depresi berat.

Diagnosis ganda ini banyak terjadi pada anak-anak. Hal ini karena perilaku obsesif yang dialami dapat mengakibatkan anak menarik diri dari teman-temannya sehingga meningkatkan kemungkinan seorang anak mengalami depresi.

Depresi dengan psikosis

Beberapa individu yang telah didiagnosis dengan depresi berat mungkin juga memiliki gejala gangguan mental lain yang disebut psikosis. Kondisi ketika seseorang mengalami dua hal tersebut secara bersamaan, dikenal sebagai psikosis depresif. Psikosis depresi menyebabkan orang melihat, mendengar, percaya, atau mencium hal-hal yang tidak nyata. Orang dengan kondisi ini mungkin juga mengalami perasaan sedih, putus asa, dan mudah tersinggung.

Kombinasi kedua kondisi ini sangat berbahaya. Hal ini karena karena seseorang dengan psikosis depresi mungkin mengalami delusi yang menyebabkan mereka memiliki pikiran untuk bunuh diri atau mengambil risiko lain yang membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Tidak jelas apa yang menyebabkan kedua kondisi ini atau mengapa mereka dapat terjadi bersamaan, tetapi pengobatan diperlukan untuk meredakan gejalanya. Memahami faktor risiko dan kemungkinan penyebabnya dapat membantu menghindari timbulnya gejala.

Pada akhirnya, depresi bisa berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan mental lain. Oleh karena itu, kita perlu aware terhadap tanda-tanda masalah kesehatan mental dan mencoba mencegahnya sebelum menjadi bom waktu.

Baca juga artikel menarik lain dari Newfemme!

 

Sumber:

Higuera, V & Saripalli, V. (2021). Everything You Need to Know About Depression (Major Depressive Disorder). Healthline. [online]. https://www.healthline.com/health/depression