Kiat Utama dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Kiat Utama dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Kesehatan 459

Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Pengaruh kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak janin sampai anak berumur dua tahun, tidak hanya mempengaruhi perkembangan fisik tapi juga berpengaruh terhadap perkembangan kognitif sang anak. Kekurangan gizi pada masa ini juga dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa nantinya, seperti obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, dan diabetes. 

Shop with Me

Pigura Mahar Pernikahan Ukuran 32x22 cm
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Dress Hitam Bunga Bunga By Theclosetlover
IDR 97.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Slingbag W 62
IDR 99.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Mamypoko
IDR 80.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Gizi Seimbang Untuk Ibu Menyusui

Seorang ibu menyusui membutuhkan makanan dalam jumlah lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui karena dibutuhkan asupan tambahan untuk memproduksi ASI. Bila makanan harian yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak mengandung cukup gizi yang dibutuhkan, maka proses produksi ASI akan mengambil zat gizi yang kurang dari cadangan makanan yang ada di tubuh ibu, misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi sebagai pembentuk sel darah merah.

Akan tetapi, tidak semua zat gizi yang dibutuhkan untuk memproduksi ASI bisa didapatkan dari cadangan makanan pada tubuh ibu. Kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu setiap hari. 

Kiat Pemenuhan Gizi Ibu Menyusui

Berikut merupakan pesan gizi seimbang untuk ibu menyusui yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang:

  1. Biasakan mengonsumsi aneka beragam pangan

Ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka ragam pangan dengan porsi yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein, dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk menjaga kesehatan ibu dan memproduksi ASI untuk bayi.

Protein juga diperlukan untuk sintesis hormon prolaktin (untuk memproduksi ASI) dan hormon oksitosin (untuk mengeluarkan ASI). Zat gizi mikro yang diperlukan selama menyusui adalah zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B6, vitamin C, vitamin D, iodium, zink, dan selenium. Kekurangan akan zat gizi tersebut dapat mengakibatkan turunnya kualitas ASI yang diproduksi oleh ibu menyusui. 

  1. Minumlah air putih yang lebih banyak 

AIr merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara optimal. Air berfungsi untuk membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam-basa tubuh, serta mengatur suhu tubuh.

Jumlah air yang direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui dalam satu hari adalah sekitar 850 sampai 1.000 ml lebih banyak dari ibu yang tidak menyusui. Jumlah tersebut setara dengan 12-13 gelas atau 3.000 ml air. Jumlah tersebut dapat digunakan untuk memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari. 

  1. Batasi minum kopi

Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam ASI sehingga berpengaruh tidak baik terhadap bayi. Efek yang mungkin terjadi seperti kesulitan tidur pada bayi dan gangguan metabolisme zat besi pada ibu menyusui. Hal ini disebabkan oleh sistem metabolisme bayi yang masih belum siap untuk mencerna kafein.

Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan dengan rendahnya pasokan ASI. Prinsip utama yang dianjurkan terkait dengan konsumsi kafein atau kopi pada ibu menyusui adalah sebagai berikut:

  • Jika sebelum menyusui tidak biasa minum kopi, maka sebaiknya untuk tidak minum kopi selama periode menyusui.

  • Jika sudah biasa minum kopi sebelum menyusui, maka kurangi atau hindari minum kopi ketika periode menyusui.

Menjaga kualitas dan kuantitas produksi ASI sangatlah penting dilakukan karena pada 6 bulan pertama kelahiran, disarankan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Pemberian ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan dapat mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit dan mempercepat proses pemulihan terjangkit penyakit. Pemberian ASI eksklusif adalah hak bayi yang sangat terkait dengan komitmen ibu serta dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.

Baca juga artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!

 

Sumber:

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.