Syndrom Baby Blues pada Ibu: Apakah Kamu Mengalaminya?

Syndrom Baby Blues pada Ibu: Apakah Kamu Mengalaminya?

Kesehatan 479

Menyambut kelahiran buah hati tentu saja membahagiakan. Namun, perubahan mendadak yang terjadi ketika kamu memiliki bayi bisa saja membuatmu stress lho, Ladies. Bagi banyak ibu, membawa pulang bayi baru berarti stres, kelelahan, dan rasa sakit, serta keharusan untuk mengatasi serangkaian hormon pascapersalinan.

Shop with Me

LegoriS
IDR 35.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bola basket
IDR 1.099.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
kaos rib rumbai ruffle lengan panjang
IDR 50.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Coffe Latte with others flavor
IDR 21.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Empat dari lima ibu mengalami baby blues pasca melahirkan, yang mengacu pada periode singkat setelah melahirkan yang dipenuhi dengan kesedihan, kecemasan, stres, dan perubahan suasana hati. Baby blues biasanya menyerang dalam beberapa hari setelah melahirkan, tetapi jika persalinan yang dialami sangat sulit, baby blues dapat terjadi lebih cepat.

Apa penyebab baby blues?

Meskipun dokter belum dapat menentukan dengan tepat apa yang menyebabkannya, namun diperkirakan baby blues terjadi karena fluktuasi hormonal ekstrim yang terjadi, dimana berkaitan dengan penyusutan rahim kembali ke ukuran normal dan peningkatan laktasi. Perubahan hormonal ini juga dapat memengaruhi kondisi pikiran ibu pasca melahirkan. Belum lagi, pada masa pascapersalinan orang tua pada umumnya kesulitan beristirahat karena mengalami semua perubahan besar dalam rutinitas dan gaya hidup yang menyertai bayi baru lahir.

Apa saja gejala baby blues?

Gejala baby blues biasanya mulai 2 hingga 3 hari setelah bayi lahir. Pada sebagian besar kasus, baby blues hilang dengan sendirinya, biasanya dalam 10-14 hari pascapersalinan. Umumnya, gejala baby blues meliputi:

  1. Merasa menangis atau menangis karena pemicu kecil
  2. Mengalami perubahan suasana hati atau menjadi sangat mudah tersinggung
  3. Merasa tidak terikat dengan bayi
  4. Kehilangan bagian dari kehidupan lama, contohnya kebebasan untuk pergi keluar dengan teman-teman
  5. Khawatir atau merasa cemas tentang kesehatan dan keselamatan bayi
  6. Merasa gelisah atau mengalami insomnia meskipun kelelahan
  7. Mengalami kesulitan berpikir jernih maupun membuat keputusan mudah

Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi baby blues?

Tidak metode khusus yang perlu dilakukan untuk mengatasi baby blues, karena kebanyakan orang akan menyesuaikan diri dengan peran dan rutinitas baru dengan bayi mereka seiring berjalannya waktu. Menemukan hal-hal yang dapat membuatmu merasa lebih baik selama masa transisi ini dapat membantumu kembali ke "normal" atau setidaknya menemukan “normal baru” sedikit lebih cepat.

Berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk membantu mengatasi baby blues:

  1. Tidurlah sebanyak mungkin

Cobalah tidur saat bayi tidur, karena segalanya akan tampak lebih buruk ketika kelelahan. Terkadang, tidur adalah obat terbaik.

  1. Meminta bantuan

Biarkan orang lain membantumu mengerjakan tugas-tugasmu dan jangan mencoba melakukan semuanya sendiri.

  1. Konsumsi makanan bergizi dan jalan-jalan ke luar

Beri tubuh makanan bergizi dan menghirup udara segar ketika berjalan-jalan di luar rumah membantumu tetap sehat dan lebih rileks.

  1. Berbicara dengan seseorang

Jika kamu dapat berkonsultasi pada psikolog tentu lebih baik, namun jika tidak, mengobrol dengan anggota keluarga atau teman dekat yang tidak akan menghakimi akan membantumu menumpahkan perasaanmu.

  1. Lakukan sesuatu yang kamu sukai

Coba lakukan hal-hal yang kamu sukai pada kehidupanmu sebelum memiliki bayi, bahkan jika hanya selama 20 menit setiap kali.

  1. Perkuat ikatan dengan pasangan

Berkomitmen untuk melakukan sesuatu dengan pasangan ekali sehari dapat sangat membantu kedua belah pihak merasa terhubung dan didukung.

Apa bedanya baby blues dengan depresi pascamelahirkan?

Beberapa orang tidak hanya memiliki kasus "baby blues" setelah melahirkan. Dalam beberapa kasus, terdapat ibu yang mengalami depresi pascapersalinan, suatu kondisi yang lebih serius dan memerlukan perawatan medis. Ada dua indikator utama bahwa kesedihan yang dirasakan pascapersalinan merupakan depresi pascapersalinan, yaitu:

  1. Linimasa

Jika masih merasa sedih, cemas, atau kewalahan hingga setelah 2 minggu pascapersalinan, kemungkinan mengalami depresi pascamelahirkan meningkat karena baby blues biasanya berlangsung maksimal 2 minggu.

Baby blues juga terjadi cukup cepat setelah melahirkan, sehingga jika gejala depresi baru muncul beberapa minggu atau bulan setelah lahir, itu bukan baby blues. Depresi postpartum sendiri dapat terjadi kapan saja selama tahun pertama setelah melahirkan.

  1. Keparahan gejala

Meskipun sedikit subjektif, baby blues akan membuat sedih, tetapi hal tersebut tidak terlalu memengaruhi kualitas hidupmu. Di sisi lain, depresi pascamelahirkan bukanlah sesuatu yang datang dan pergi dengan mudah sepanjang hari, sehingga gejalanya lebih persisten dan tidak akan hilang dengan sendirinya.

Semoga artikel ini membantu orang tua baru yang sedang menyesuaikan diri dengan kehidupan bersama buah hati. Jangan lupa, baca terus artikel kesehatan lain dari Newfemme, ya!

 

Sumber:

Bradley, S., & Wilson, D., R. (2020). What Are the Baby Blues and How Long Do They Last? Healthline. [online]. https://www.healthline.com/health/baby-blues