Mengenal Konsep “Feminisme” yang Kerap Kali Disalahpahami

Mengenal Konsep “Feminisme” yang Kerap Kali Disalahpahami

Gaya Hidup 738

Feminisme atau gerakan feminisme bukanlah sebuah kata yang asing lagi di zaman modern ini. Kata feminisme ini kerap kali disangkutpautkan dengan sosok perempuan yang menginginkan sebuah posisi yang lebih superior di masyarakat, namun apakah benar demkikian? Sebenarnya, feminisme itu apa sih?
    
Jadi, feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan memperjuangkan hak-hak perempuan, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai perlakuan gender yang bernaung pada Hak Asasi di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial. Feminisme menggabungkan posisi bahwa masyarakat memprioritaskan sudut pandang laki-laki, dan perempuan diperlakukan secara tidak adil di dalam masyarakat tersebut. Jadi, sebenarnya tujuan utama dari gerakan feminisme ini adalah menciptakan sebuah sudut pandang baru dan mencapai kesetaraan gender bagi perempuan.

Gerakan feminisme ini telah berlangsung sejak abad ke-18 dan berkembang pesat sepanjang abad ke-20 yang dimulai dengan penyuaraan persamaan hak politik bagi perempuan. Tulisan Mary Wollstonecraft yang berjudul A Vindication of The Rights of Woman dianggap sebagai salah satu karya tulis feminisme awal yang berisi kritik terhadap Revolusi Prancis yang hanya berlaku untuk laki-laki namun tidak untuk perempuan. 

Shop with Me

Lipstik Maybelline new york
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
AZZURA CUSHION
IDR 90.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kaos Beautee
IDR 154.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
LegoriS
IDR 35.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Raden Ajeng Kartini atau yang lebih kita kenal dengan RA Kartini merupakan salah seorang tokoh perempuan pencetus yang memperjuangkan gerakan emansipasi perempuan di Indonesia. Dunia pada masanya menganggap pekerjaan seorang perempuan tidak akan jauh daridapur, sumur, dan kasur. Tilas sejarah inilah yang memenjara ruang gerak perempuan hingga melahirkan stigma dalam masyarakat bahwa perempuan digambarkan sebagai sosok yang tidak setara dan sebanding dengan laki-laki, dianggap tidak dapat memiliki peran yang besar, tidak layak untuk berpendidikan tinggi, tidak dapat menjadi seorang pemimpin negeri, bahkan hanya menduduki strata kedua yang berada di bawah laki-laki. 

sumber: unsplash.com/Marten Bjork

Baca Juga: Hidup Bahagia dengan Mengenal Diri Lebih Baik

Walaupun demikian, stereotype masyarakat tidak menyulutkan semangat Kartini untuk tetap belajar. Kartini yang hanya mengenyam pendidikan sampai pada usia 12 tahun mempunyai mimpi besar. Bertekun pada kegemaran membaca dan menulis hingga akhirnya terbitlah buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang memuat cita-cita dan pemikiran-pemikiran Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia. Kebebasan yang dimiliki perempuan saat ini tidak lepas dari berbagai tokoh-tokoh hebat yang memperjuangkan hak dan keseteraan gender perempuan di masa lalu. 

Lantas, mengapa gerakan feminisme tetap gencar diperjuangkan oleh perempuan di berbagai belahan dunia saat ini? Bukannya kebebasan telah tercapai di masa lalu? Berikut adalah beberapa alasan mengapa feminisme ini tetap diperjuangkan oleh banyak perempuan.

 

Stereotype Gender
Stereotype terhadap perempuan saat ini masih banyak terjadi dalam berbagai bidang. Baik dari segi fashion, lingkungan kerja, kemampuan memasak, keharusan menjadi ibu rumah tangga dan sebagainya. 
Seorang perempuan yang berpakaian tomboy akan dianggap sebagai perempuan maskulin dan kodrat sebagai perempuan berkurang. Dalam sebuah rapat, seorang laki-laki yang mampu mengarahkan dan memimpin rapat akan dilihat sebagai pemimpin yang berkarisma. Namun, jika seorang perempuan aktif berpartisipasi dan memimpin, maka dia akan dilihat sebagai seorang yang terlalu banyak mengatur. 

 

Rentan Terhadap Kekerasan
Perempuan juga lebih rentan menjadi subjek dari kekerasan. Kekerasan rumah tangga di rumah, pelecahan dan ancaman seksual baik secara verbal ataupun nonverbal di tempat kerja ataupun komunitas lainnya. Salah satu contohnya adalah dalam sebuah kasus kekerasan seksual, seorang perempuan yang mendapat catcalling akan mendapat lebih banyak opini publik yang menyalahkan perempuan, baik dari cara berpakaian, berperilaku, dan berbagai macam alasan lainnya. Namun pelaku justru kurang mendapat perhatian publik. Opini publik justru akan lebih memberatkan kepada perempuan yang menjadi korban dari kekerasan tersebut. 

 

Pink Tax
Apakah ladies pernah dengar pink tax? Jadi, pink tax merujuk pada adanya perbedaan harga berdasarkan gender dimana produk-produk untuk perempuan atau bewarna pink akan dikenakan biaya yang lebih mahal. 


Tentunya selain alasan-alasan diatas, masih banyak alasan lainnya mengapa gerakan feminisme ini penting untuk diperjuangkan. Perempuan saat ini telah memperoleh posisi yang jauh lebih baik dibandingkan di masa lalu namun kesetaraan perempuan dan laki-laki sepenuhnya terlaksana. Perjuangan yang dilakukan oleh generasi perempuan terdahulu kini diserahkan kepada kamu, perempuan saat ini yang sedang berjuang mengejar mimpi dan mematahkan stereotype yang melekat pada perempuan.  So, be brave girls and be your modern version of Kartini
 

 

Oleh: Sahabat Pena Newfemme, Hesterrine

Komentar

User NewFemme

Rika Tarigan

23 Jun, 2022 15:37

Wow indah