Apakah Betul Makanan Kita Dapat Menyebabkan Kanker?

Apakah Betul Makanan Kita Dapat Menyebabkan Kanker?

Kesehatan 499

Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Namun tahukah kamu, bahwa perubahan gaya hidup sederhana, seperti mengikuti diet yang sehat dan bergizi seimbang dapat mencegah 30-50% dari semua jenis kanker? (Vineis & Wild, 2014). Penelitian yang terus berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan diet tertentu meningkatkan atau menurunkan risiko kanker. Meskipun sebetulnya sulit untuk membuktikan bahwa makanan tertentu menyebabkan kanker, penelitian berulang menunjukkan bahwa konsumsi makanan berikut dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker.

Shop with Me

Botol Minum Rainbow 1L
IDR 75.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Poise Facial Foam
IDR 15.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Serum The Ultimate Brightening Glowing NSY / Anti Acne / Anti Aging / Dark Spot Serum Terbaik Masa Kini Mencerahkan Wajah, Menghilangkan Flek, Mengkenyalkan Kulit, Menyamarkan Noda Bekas Jerawat, Memutihkan Wajah, Anti iritasi dan Dapat Digunakan 14 Thn
IDR 59.900
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
  1. Gula dan Karbohidrat Sederhana

Makanan olahan yang tinggi gula dan rendah serat dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi. Diet tinggi gula dan karbohidrat sederhana yang dapat menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker perut, payudara, dan kolorektal.

Kadar glukosa darah dan insulin yang lebih tinggi merupakan faktor risiko kanker. Insulin telah terbukti merangsang pembelahan sel, mendukung pertumbuhan dan penyebaran sel kanker dan membuatnya lebih sulit untuk dihilangkan. Selain itu, kadar insulin dan glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh yang dalam jangka panjang mampu menyebabkan pertumbuhan sel abnormal dan mungkin berkontribusi pada kanker.

  1. Daging Olahan

International Agency for Research on Cancer menganggap daging olahan sebagai karsinogen atau bahan yang dapat menyebabkan kanker. Daging olahan sendiri mengacu pada daging yang telah diolah, seperti mengalami pengasinan, pengawetan atau pengasapan.  Konsumsi daging olahan berhubungan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker kolorektal.

Beberapa penelitian juga mengaitkan konsumsi daging merah yang tidak diproses dengan peningkatan risiko kanker, namun bukti yang menghubungkan antara daging merah yang tidak diproses dengan resiko kanker dianggap lemah dan tidak konsisten.

  1. Makanan yang Terlalu Matang

Memasak makanan tertentu pada suhu tinggi, seperti memanggang, menggoreng, menumis, memanggang, dan memanggang, dapat menghasilkan senyawa-senyawa berbahaya yang dapat menyebabkan peradangan dan diduga berperan dalam perkembangan kanker dan penyakit lainnya.

Makanan hewani yang tinggi lemak dan protein serta makanan olahan memiliki kemungkinan lebih besar menghasilkan senyawa berbahaya ini ketika diolah dengan suhu tinggi. Beberapa contoh diantaranya adalah daging olahan, keju jenis tertentu, telur goreng, mentega, margarin, krim keju, mayones, minyak dan kacang-kacangan.

Oleh karena itu, untuk melindungi diri dari resiko terkena kanker, batasi atau hindari makanan yang meningkatkan kadar insulin seperti makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan, hindari konsumsi daging olahan, serta hindari membakar makanan dan pilih metode memasak seperti mengukus, merebus atau merebus. Konsumsi terlalu banyak makanan yang kaya gula dan karbohidrat olahan, serta daging yang diproses dan dimasak terlalu lama, dapat meningkatkan risiko kanker.

Pertanyaannya, apa dong yang harus kita konsumsi agar terhindar dari resiko kanker? Well, kita bahas di artikel selanjutnya ya, Ladies! Tetap baca artikel-artikel pilihan Newfemme untuk mendapatkan informasi terbaru setiap harinya ?

 

Sumber:

Vineis, P., & Wild, C. P. (2014). Global cancer patterns: causes and prevention. Lancet (London, England)383(9916), 549–557. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)62224-2