Faktor Resiko dan Gejala Osteoporosis

Faktor Resiko dan Gejala Osteoporosis

Kesehatan 494

Seperti janji di artikel sebelumnya, kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai faktor-resiko dan gejala osteoporosis. Di artikel sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa ternyata prevalensi osteoporosis di Indonesia cukup tinggi, dimana beberapa faktor resikonya adalah jenis kelamin dan usia, sedangkan beberapa gejala yang terjadi adalah postur bungkuk dan mudah terkena cedera tulang. Jika kita ingat kembali, osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit tulang yang ditandai oleh menurunnya kepadatan dan kualitas tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah. Berikut adalah daftar faktor resiko dan gejala osteoporosis yang lebih lengkap.

Shop with Me

LegoriS
IDR 35.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Gluta drink
IDR 300.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sendok
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sandal tali desper 3cm GSL
IDR 35.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Faktor Resiko Osteoporosis

Selain faktor resiko berupa jenis kelamin dan usia yang bisa kita ketahui dari hasil-hasil survei kesehatan, berikut adalah faktor resiko lain dari osteoporosis:

  1. Indeks massa tubuh (IMT) di bawah atau sama dengan Sembilan belas.
  2. Penderita gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia.
  3. Gaya hidup seperti merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, dan bersoda secara berlebihan.
  4. Tidak berolahraga atau gaya hidup sedenter (minim gerak) dalam jangka waktu yang lama.
  5. Etnis Asia atau Kaukaskia.
  6. Ukuran tubuh yang lebih kecil, karena dapat menyebabkan berkurangnya kadar massa tulang dan seiring bertambahnya usia dapat berdampak pada kepadatan tulang.
  7. Malabsorpsi atau ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi di dalam makanan, biasanya terjadi pada penyakit celiac dan crohn.
  8. Riwayat operasi saluran pencernaan yang menyebabkan berkurangnya ukuran perut dan kemampuan penyerapan kalsium.
  9. Riwayat konsumsi obat-patan yang berdampak pada kadar hormon, seperti pengobatan kanker prostat dan penggunaan obat kortikosteroid.
  10. Riwayat orang tua yang pernah mengalami retak tulang pangkal paha atau orang tua yang memiliki osteoporosis.

Gejala Osteoporosis

Sebetulnya, osteoporosis termasuk ke dalam penyakit yang tidak memiliki gejala (silent disease). Biasanya, orang menyadari bahwa dirinya terkena osteoporosis ketika terjadi patah tulang, sehingga gejala yang dapat dilihat adalah tanda yang muncul sebagai akibat dari patah tulang tersebut. Beberapa gejala osteoporosis diantaranya:

  1. Postur bungkuk, sebagaimana yang sering terlihat pada orang lanjut usia.
  2. Sakit punggung yang berkelanjutan dalam jangka waktu lama
  3. Menurunnya tinggi badan yang juga bisa disebabkan oleh postur yang tidak tegap
  4. Sering mengalami cidera atau keretakan tulang, yang mana sering terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, dan pangkal paha.

Bagaimana Menentukan Tingkat Keparahan Osteoporosis?

World Health Organization (2004) menentukan kriteria mengenai tingkat keparahan keropos tulang berdasarkan nilai yang disebut dengan T-score. Nilai T-score ini didapatkan dari pemeriksaan kepadatan mineral tulang. Berikut klasifikasi T-score yang digunakan untuk menentukan status kejadian osteoporosis:

  1. Bila nilai T-score <-2.5, maka termasuk ke dalam kategori osteoporosis.
  2. Jika nilai T-score <-1, maka termasuk ke dalam kategori osteopenia (osteoporosis dini).
  3. Apabila nilai T-score pada rentang antara -1 hingga +1, maka tergolong normal.

Dengan mengetahui faktor resiko, gejala, hingga cara menentukan tingkat keparahan osteoporosis, semoga Ladies bisa lebih aware ya, terharap tanda-tanda osteoporosis! Jangan lupa baca terus artikel di Newfemme untuk menambah pengetahuanmu ?

 

Sumber:

Pusat Data dan Informasi. (2019). InfoDATIN: Situasi Osteoporosis di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.