Benarkah Konsumsi Vitamin D Dapat Menurunkan Resiko Terkena COVID-19?

Benarkah Konsumsi Vitamin D Dapat Menurunkan Resiko Terkena COVID-19?

Kesehatan 1496

              Vitamin D adalah salah satu vitamin yang digembor-gemborkan mampu menurunkan resiko terkena COVID-19. Salah satu alasannya karena vitamin D memiliki peran penting dalam sistem imun tubuh. Dengan belum ditermukannya obat yang dapat menyembuhkan COVID-19, langkah pencegahan seperti upaya mengkonsumsi suplemen vitamin D dilakukan banyak orang. Namun, apakah benarkan konsumsi vitamin D dapat menurunkan resiko terkena COVID-19?

Shop with Me

Theraskin Oil Control Facial Wash240mL
IDR 81.840
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
LegoriS
IDR 35.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Botol Minum Rainbow 1L
IDR 75.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Lipstik Maybelline new york
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

              Langkah pencegahan utama untuk penularan virus COVID-19 tetap berupa pembatasan fisik dan sosial (physical and social distancing) serta menjaga higiene tubuh dengan mencuci tangan dengan sabun secara berkala. Meskipun begitu, beberapa studi memperlihatkan bahwa orang yang memiliki cukup vitamin D dalam tubuh dapat membantu memperkuat sistem imun dan secara umum mampu menjaga tubuh dari penyakit sistem pernafasan.

Bagaimana Vitamin D Memperkuat Sistem Imun?

Vitamin D memiliki peran anti-inflamasi serta regulasi sistem imun yang penting untuk mengaktifkan pertahanan sistem imun. Vitamin D juga diketahui mampu meningkatkan fungsi dari sel-sel imun, seperti sel T dan makrofag, yang bertugas menjaga tubuh dari serangan pathogen. Sehingga, kekurangan vitamin D berhubungan dengan peningkatan infeksi, penyakit, dan gangguan sistem imun. Beberapa contoh diantaranya adalah penyakit sistem pernafasan, seperti tuberculosis dan chronic obstructive pulmonary disease (COPD).

Bisakah Konsumsi Vitamin D Melindungi Tubuh dari COVID-19?

Pada studi yang dilakukan oleh Maghbooli, dkk dan diterbitkan dalam Jurnal PLoS ONE, diketahui bahwa 1 dari 2 pasien COVID-19 dengan usia di atas 40 tahun yang memiliki cukup vitamin D dalam tubuh mengalami gejala COVID-19 yang lebih ringan dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat meningkatkan resiko komplikasi ketika terkena COVID-19.

Kekurangan vitamin D dapat memicu proses yang disebut dengan “badai sitokin”. Sitokin merupakan bagian dari sistem imun yang memiliki sifat pro-inflamasi sekaligus anti-inflamasi. Badai sitokin terjadi ketika pelepasan sitokin pro-inflamasi tidak terkontrol. Pelepasan sitokin yang tidak teratur dan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan jaringan serta meningkatkan perkembangan dan tingkat keparahan penyakit, termasuk COVID-19.

Mengkonsumsi makanan sumber vitamin D, termasuk suplemen vitamin D merupakan salah satu cara untuk menghindarkan diri kita dari resiko kekurangan vitamin D. Suplemen vitamin D dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi COVID-19 karena mampu menghindarkan tubuh dari badai sitokin dan inflamasi yang tidak terkontrol. Suplemen vitamin D juga dilaporkan membantu menurunkan angka kematian pada orang dewasa dengan resiko gangguan pernafasan, termasuk COVID-19. Meskipun begitu, konsumsi vitamin D saja tidak mampu melindungi tubuh dari kemungkinan terkena COVID-19.

Berapa Kebutuhan Vitamin D Harian Kita?

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi, kebutuhan vitamin D bervariasi antara 10-20 mcg per hari dengan rincian sebagai berikut:

Anak 0-11 bulan              : 10 mcg

1-64 tahun                       : 15 mcg

≥65 tahun                         : 20 mcg

              Jadi, dapat disimpulkan bahwa menjaga diri dari kekurangan vitamin D dengan memenuhi kebutuhan vitamin D harian membantu meningkatkan sistem imun dan menghindarkan diri dari kemungkinan terkena infeksi pada sistem pernafasan. Meskipun begitu, bukti bahwa konsumsi vitamin D mampu mencegah diri kita dari tertular COVID-19 masih terbatas. Sejauh ini, yang telah terbukti adalah konsumsi vitamin D yang cukup mampu menghindarkan diri dari kemungkinan terjadinya perburukan ketika mengalami COVID-19.

              Mau tahu lebih banyak tentang gizi dan kesehatan? Baca terus artikel-artikel dari Newfemme, ya!

 

Sumber:

Biesalski H. K. (2020). Vitamin D deficiency and co-morbidities in COVID-19 patients – A fatal relationship?. Nfs Journal20, 10–21.

Maghbooli Z, Sahraian MA, Ebrahimi M, et al. (2020) Vitamin D sufficiency, a serum 25-hydroxyvitamin D at least 30 ng/mL reduced risk for adverse clinical outcomes in patients with COVID-19 infection. PLoS ONE 15(9): e0239799.

Ye, Q., Wang, B., & Mao, J. (2020). The pathogenesis and treatment of the `Cytokine Storm' in COVID-19. The Journal of infection80(6), 607–613.