Peran Wanita Dalam Kemerdekaan Indonesia

Peran Wanita Dalam Kemerdekaan Indonesia

Gaya Hidup 570

Setelah ratusan tahun melewati masa-masa penjajahan yang berat, pada tanggal 17 Agustus 1945 akhirnya Indonesia mengumumkan kemerdekaannya kepada seluruh dunia. Lalu, ada tidak sih wanita yang menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia? Tentu ada dong, pasti ladies semua hapal dengan Ibu Kita Kartini yang selalu di nyanyikan pada tanggal 21 April setiap tahunnya saat kita sekolah dulu.
RA Kartini hanya satu dari sekian banyak wanita yang berjuang atau mengeluarkan aspirasinya dalam memerdekakan dan mensejahterakan Indonesia pada masa penjajahan.
Kali ini Newfemme akan membagikan 4 pahlawan nasional wanita yang berpengaruh dalam memerdekakan Indonesia:

1. Raden Ajeng Kartini

Pahlawan yang berasal dari Jepara ini dikenal sebagai salah satu tokoh wanita yang gigih dalam memperjuangkan hak dan emansipasi wanita pada masa penjajahan.
Pahlawan yang lahir pada tanggal 21 April 1897 ini merasa terlalu banyak diskriminasi antara pria dan wanita pada masa itu, ia merasa banyaknya ketidak adilan yang dialami oleh kaum wanita harus segera dihilangkan.
Setelah banyak membaca buku tentang kebudayaan Eropa terutama tentang pemikiran-pemikiran wanita Eropa, Kartini mendirikan sekolah yang dimaksud untuk memajukan perempuan pribumi.
Setelah Kartini wafat, surat-surat yang ia kirimkan ke teman-temannya di Eropa dikumpulkan dan dijadikan buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Saat ini, Hari kelahiran RA Kartini diabadikan menjadi Hari Kartini.

2. Cut Nyak Dhien

Saya sendiri merasa sangat familiar saat melihat gambaran wajah Cut Nyak Dhien, karena di ruang kelas sewaktu masih SD pasti kita sering menemukam gambar wajahnya terbingkai dan dipajang di tembok ruang kelas.
Pahlawan yang berasal dari Aceh ini berniat akan melawan penjajahan sampai akhir hayatnya. Karena, suaminya Ibrahim Lamnga yang gugur di medan pertempuran saat melawan penjajah.
Beberapa tahun kemudian Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Umar, namun pada akhirnya Teuku Umar juga harus gugur di pertempuran melawan penjajah. Namun hal ini tidak membuat Cut Nyak Dhien gentar sama sekali, ia masih aktif melawan penjajah walau hanya dengan pasukan kecilnya.
Beberapa tahun kemudian ia diasingkan ke Sumedang dan akhirnya meninggal di sana pada tanggal 6 November 1908.

3. Martha Christina Tiahahu

Pahlawan yang berasal dari Desa Abubu, Pulau Nusa Laut ini lahir pada tanggal 4 Januari 1800.
Saat usianya baru menginjak 17 tahun, Martha sudah aktif melawan penjajah dan memberikan dukungan kaum wanita untuk membantu kaum pria di pertempuran.
Martha menjadi terpukul semenjak kepergian sang ayah yaitu Kapitan Paulus Tiahahu yang dijatuhi hukuman mati oleh Belanda. Martha pada akhirnya harus diasingkan ke Jawa sambil dipekerjakan paksa di perkebunan kopi sampai pada akhirnya wafat pada tanggal 2 Januari 1818.

4. Rasuna Said

Pahlawan dengan nama lengkap Hajjah Rangkayo Rasuna Said ini juga merupakan pahlawan wanita yang berjuang demi persamaan hak antara pria dan wanita.
Rasuna Said percaya bahwa wanita layak untuk duduk dan terlibat dalam praktik politik, ia sering menyampaikan pemikirannya ini lewat pidato-pidato yang sering ia sampaikan.
Karena pidatonya yang mengecam Belanda, wanita ini terkena hukuman Speek Delict, yaitu hukuman bagi orang yang berbicara buruk tentang belanda dan ia di tangkap di Semarang pada tahun 1932.
Saat indonesia merdeka pada tahun 1945, Rasuna Said aktif kembali dalam dunia politik. Dia menjabat sebagai Dewa Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS).
Rasuna Said aktif di dunia politik hingga akhir hayatnya pada tanggal 2 November 1965.

Saat ini, untuk menjadi pahlawan kita tak harus melawan penjajah karena Indonesia telah merdeka. Namun, kita tetap bisa menjadi pahlawan di lingkungan terdekat kita, baik itu teman, keluarga atau siapapun yang selalu ada disekitar kita! 
Terima kasih, Ladies!!!