Posyandu 101: Sejarah dan Peran Dibidang Gizi

Posyandu 101: Sejarah dan Peran Dibidang Gizi

Kesehatan 739

Selama ini, Anda tentu akrab dengan istilah Posyandu. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. Namun, sudahkah Anda tahu bagaimana sejarah Posyandu dan peran Posyandu di bidang Gizi? Yuk, simak artikel berikut!

Shop with Me

Wardah Crystal Secret Essential Package (Cleanser 100 ml, Serum 20 ml, Day Cream 30 g)
IDR 397.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Flowest Collagen drink
IDR 120.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Theraskin Oil Control Facial Wash240mL
IDR 81.840
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
1 Lusin Bedong T1 90 x 72 cm / Selimut Bayi Katun Flanel isi 12 pc
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Tahun 1975: Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa, Cikal-Bakal Posyandu

Sejarah Posyandu dimulai dari tahun 1975 dimana Kementerian Kesehatan (Dahulu Departemen Kesehatan) menetapkan kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) untuk mempercepat terwujudnya masyarakat. Strategi pembangunan kesehatan ini menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas kesehatan secara lintas program dan lintas sektor terkait.

Kegiatan PKMD pertama kali diperkenalkan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kegiatan PKMD diantaranya:

  1. Perbaikan gizi dilaksanakan melalui Karang Balita
  2. Penanggulangan diare dilaksanakan melalui Pos Penanggulangan Diare
  3. Pengobatan masyarakat di pedesaan dilaksanakan melalui Pos Kesehatan
  4. Imunisasi dan keluarga berencana dilaksanakan melalui Pos Imunisasi dan Pos KB Desa

Meskipun kebijakan ini dijalankan dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, kebijakan ini juga menimbulkan berbagai masalah. Beberapa masalah yang terjadi antara lain pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak, menyulitkan koordinasi, serta memerlukan lebih banyak sumber daya.

Tahun 1984: Pendirian Posyandu

Pada tahun 1984, Posyandu hadir melalui Instruksi Bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri. Posyandu mengintegrasikan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat ke dalam satu wadah. Kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang disesuaikan pada lima kegiatan Posyandu, yaitu:

  1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
  2. Keluarga Berencana (KB)
  3. Imunisasi
  4. Gizi
  5. Penanggulangan Diare

Pencanangan Posyandu dilakukan secara massal pertama kali pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Pada tahun 1990, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu. Pengelolaan Posyandu dilakukan oleh satu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda).

Peran Posyandu Dibidang Gizi

Gizi merupakan salah satu kegiatan utama posyandu, bersama dengan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, dan pencegahan dan penanggulangan diare. Oleh karena itu, salah satu manfaat posyandu adalah untuk memantau pertumbuhan dan mendeteksi dini gangguan pertumbuhan pada balita, sehingga dapat menghindari terjadinya gizi kurang atau gizi buruk. Di posyandu, terdapat pula kegiatan penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita.

Penggerak utama pelayanan gizi di Posyandu adalah kader. Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan melalui penimbangan, pengukuran, dan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS berfungsi sebagai alat pemantau tumbuh kembang balita, acuan penyuluhan kepada ibu dan keluarga, alat pencatatan pelayanan kesehatan balita, serta acuan untuk rujukan ke pelayanan kesehatan maupun puskesmas. Selain itu, kader posyandu juga dapat memberikan topik penyuluhan berupa cara memantau pertumbuhan anak, pemberian ASI eksklusif pada anak 0-6 bulan, gizi dan pemberian vitamin A untuk balita, kadarzi, serta topik-topik terkait gizi lain yang dirasa perlu.

Begitulah sejarah Posyandu serta penjelasan peran Posyandu di bidang Gizi. Dalam pelaksanaan Posyandu, peran kader memang sangat penting. Apakah Anda mengenal kader Posyandu Anda? Atau mungkin, Anda salah satunya?

Simak artikel lain dari Newfemme untuk mendapatkan informasi terkini mengenai gizi dan kesehatan, ya!

 

Sumber:

Kemenkes RI. (2011). Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI. (2017). Bahan Ajar Gizi: Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesi