Junk Food: Tinggi Gula, Garam, Lemak tetapi Miskin Zat Gizi

Junk Food: Tinggi Gula, Garam, Lemak tetapi Miskin Zat Gizi

Kesehatan 151

Junk food adalah makanan yang miskin akan zat gizi, seperti protein, serat, vitamin, dan mineral, tetapi tinggi akan energi, gula, garam, dan lemak. Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, maka ia akan disebut sebagai makanan sampah, karena tidak memiliki peran dalam pola makan sehat, apalagi jika konsumsinya telah menjadi bagian dari pola makan sehari-hari. 

Kita perlu ingat bahwa makanan yang kita konsumsi tidak hanya untuk memuaskan diri, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan gizi. Sayangnya, junk food termasuk ke dalam kategori makanan “tidak sehat” karena tidak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.

Junk food umumnya merupakan makanan olahan, di mana ia akan melewati banyak proses hingga sampai ke tangan konsumen. Mulai dari lingkup pertanian (dipanen, dicuci, digiling) hingga proses pengolahan lebih lanjut (pemanggangan, penggorengan). Fokus utama dari pembuatan junk food adalah untuk membuatnya selezat mungkin sehingga menyebabkan ketagihan. Berikut adalah daftar makanan yang tergolong junk food:

  • Fast food (burger, pizza, fried chicken, french fries, hot dog)

  • Kue-kue manis (pastry, cake, donat)

  • Cokelat

  • Permen

  • Es krim

  • Sereal sarapan

  • Daging olahan (bacon, ham, kornet)

  • Makanan ringan (keripik, chiki)

  • Minuman manis (minuman ringan, minuman berenergi, minuman bersoda)

  • Minuman beralkohol

Junk food seperi pastry mengandung banyak lemak tambahan, seperti butter, margarine, dan mentega

Kandungan Gizi

Seperti yang sudah disingging sebelumnya, secara garis besar, junk food adalah makanan yang hanya tinggi kalori, gula, lemak, dan garam, tetapi rendah nilai gizi. Makanan-makanan ini tidak termasuk ke dalam kategori makanan yang diperlukan untuk konsumsi sehari-hari. Kira-kira kenapa ya? Berikut 3 alasannya!

1. Gula

Banyak makanan yang tergolong junk food mendapatkan tambahan gula dalam jumlah besar selama proses pembuatannya, misalnya donat dan kue. Kementerian Kesehatan RI menganjurkan asupan gula harian sebanyak 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan gula. Namun kenyataan, asupan gula harian kita seringkali melebihi rekomendasi ini, salah satunya disebabkan karena kebiasaan konsumsi junk food.

Jika Ladies belum tahu, banyak minuman kemasan yang  juga mengandung gula tambahan dalam jumlah besar, bahkan bisa mencapai hampir setengah dari kebutuhan rekomendasi harian, seperti susu atau jus yang dijual dalam kemasan botol atau kotak. Banyak orang terkecoh menganggapnya sebagai minuman yang sehat hanya karena ia merupakan susu (alias sumber protein) dan jus buah (alias sumber vitamin dan mineral).

Selain minuman kemasan, makanan manis lainnya seperti cake, donat, dan produk bakery juga mengandung banyak tambahan gula. Pada gigitan pertama saja, kita bisa merasakan kandungan gula yang tinggi dalam makanan ini karena manisnya. Gula sering menjadi bahan dasar yang dominan selain tepung dalam berbagai jenis makanan manis.

Asupan gula harian yang berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kronis, seperti diabetes mellitus tipe 2.

Junk food tinggi akan kandungan gula tambahan

2. Garam

Pada makanan fast food umumnya juga mengandung garam yang banyak pula. Berdasarkan anjuran Kementerian Kesehatan RI, asupan garam harian adalah sebanyak 1 sendok teh (5 gram) atau setara dengan 2000 mg natrium. Tentunya, asupan garam berlebihan setiap harinya dalam jangka panjang dapat berdampak pada kesehatan, terutama tekanan darah tinggi.

3. Lemak

Junk food, seperti bakery goods, pizza, dan bahkan kue juga turut menambahkan lemak ke dalam proses pembuatannya, baik itu dari butter, margarin, mentega, atau lainnya. Sayangnya, jenis lemak-lemak ini tergolong lemak tidak sehat, yang mana ia akan berubah menjadi lemak trans setelah proses pengolahan. Berdasarkan anjuran Kementerian Kesehatan RI, konsumsi lemak harian adalah sebanyak 5 sendok makan atau setara dengan 67 gram. Konsumsi lemak harian berlebihan setiap harinya dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.

Junk food tinggi akan kalori, gula, garam, dan lemak, tetapi miskin akan zat gizi, seperti protein, serat, vitamin, dan mineral. Makanan-makanan ini masih boleh dimakan, tetapi ada baiknya untuk menjadikan mereka sebagai makanan rekreasional saja. Pilihlah makanan lain yang mengandung zat gizi beragam.