Manfaat di Balik Bau Petai

Manfaat di Balik Bau Petai

Kesehatan 147

Kandungan gizi di dalam 100 gram petai dapat memenuhi kebutuhan sehari sekitar 68,3–68,7% karbohidrat, 6–27,5% protein, 1,6–13,3% lemak, 1,7–2,0% serat, dan 0,5–0,8% mineral.  Petai mengandung cukup banyak mineral, mulai dari kalsium, magnesium, kalium, fosfor, dan zat besi, serta vitamin seperti vitamin C dan vitamin E. Selain itu, ia juga mengandung fitokimia, yaitu sebagai berikut:

  • Fenolik: asam galat, katekin, asam elagat, dan kuersetin

  • Flavonoid: kuersetin, mirisetin, luteolin, kaempferol, dan apigenin

  • Terpenoid: β-sitosterol, stigmasterol, lupeol, kampesterol, dan squalene

Di samping kandungan gizinya yang membuat petai menarik, sayangnya ia mengandung beberapa zat yang bersifat anti-gizi, seperti tanin serta inhibitor tripsin dan hemagglutinin.  Zat tersebut dapat mengurangi penyerapan nutrisi sehingga mengganggu metabolismenya lebih lanjut, sehingga menurunkan bioavailabilitas zat gizi. Namun untungnya, zat anti-gizi ini dapat dihilangkan atau dikurangi dengan proses perendaman, perebusan, pemanggangan, atau microwave. 

Petai kaya akan antioksidan

Manfaat

1. Aktivitas Antioksidan

Stres oksidatif merupakan faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Kandungan fenolik dan flavonoid dalam petai membuatnya bermanfaat untuk mengurangi risiko beberapa penyakit tersebut. Bagian biji (yang biasa dimakan) dan polongnya (tempat di mana biji-bijian berada) memiliki kapasitas antioksidan yang paling tinggi dibandingkan daunnya. 

2. Aktivitas Hipoglikemik

Petai diprediksi memiliki aktivitas hipoglikemik (membantu menurunkan kadar gula darah). Senyawa yang bertanggung jawab atas potensi manfaat ini adalah β-Sitosterol dan stigmasterol pada bijinya. Selain itu, ada juga aktivitas penghambatan α-glukosidase (kemampuan zat untuk menghambat enzim α-glukosidase, yang bertanggung jawab untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana) pada bagian polongnya.

Petai diketahui dapat membantu menurunkan kadar gula darah

3. Antikanker

Biji dan kulit biji petai diketahui menunjukkan aktivitas antimutagenik (kemampuan suatu zat untuk mengurangi efek mutagenik, yang bertanggung jawab dalam terjadinya proses mutasi DNA). Selain itu, senyawa dalam petai juga memiliki potensi untuk menginduksi kematian sel kanker, terutama pada kanker payudara, usus besar, dan hati. Lectin dari biji menunjukkan efek mitogenik pada limfosit manusia dan timosit tikus, menunjukkan potensi sebagai agen antitumor.

4. Aktivitas Antimikroba

Ekstrak biji petai menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Helicobacter pylori (bakteri yang dapat menyebabkan rasa sakit atau nyeri di perut), dengan aktivitas tertinggi pada bagian yang berwarna hijau dari tanaman ini. Namun, belum ditemukan hasil yang serupa terkait perlindungannya terhadap bakteri tertentu seperti Escherichia coli.

5. Efek pada Sistem Kardiovaskular

Tak hanya bagian polong dan bijinya, bagian akarnya pun diketahui memiliki manfaat untuk mengobati hipertensi, yang sudah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional Malaysia. Selain itu, senyawa dalam polongnya pun berhasil menunjukkan sifat antiangiogenik (kemampuan suatu zat untuk menghambat proses angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah baru dari yang sudah ada), sehingga dapat menghambat perkembangan aterosklerosis. 

Potensi Efek Samping

Sejauh ini, studi terkait toksisitas untuk petai tergolong kurang. Mengutip studi berbasis bukti oleh Kamisah dkk, 2013, konsumsi 2 polong panjang hampir setiap hari tidak menimbulkan dampak buruk. Namun kembali lagi, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik ya, Ladies. Konsumsilah secukupnya dan jangan lupa variasikan makananmu sehari-hari.

Petai memiliki potensi besar sebagai makanan yang mendatangkan manfaat bagi tubuh, terutama karena sifat antioksidan, hipoglikemik, antikanker, antimikroba, dan efeknya pada sistem kardiovaskular. Untuk mendapatkan manfaat ini, konsumsilah petai dalam jumlah sedang ya, jangan sampai berlebihan.