Perlukah Menerima Vaksin Booster untuk Melawan Omicron?

Perlukah Menerima Vaksin Booster untuk Melawan Omicron?

Kesehatan 549

WHO telah merekomendasikan penerima vaksin dengan metode inaktivasi virus, seperti Sinovac dan Sinopharm, untuk segera mendapat booster. Pasalnya, WHO mengatakan bahwa penerima vaksin tersebut kemungkinan akan mengalami penurunan kekebalan.

Shop with Me

Wardah UV Shield Essential Sunscreen Gel SPF 30 PA +++ 40 ml
IDR 35.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sendok
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Theraskin Oil Control Facial Wash240mL
IDR 81.840
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
O'Sweet Singapore | Ginger Hair Fall | Shampoo Anti Rontok Shampoo | Hair Tonic | Mempercepat Pertumbuhan Rambut
IDR 1.260.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

 

Para ahli di Indonesia menyampaikan bahwa pemberian vaksin booster perlu dipertanyakan. Menurut pandangan mereka, seharusnya ada lonjakan kasus jika memang efektivitas kedua vaksin tersebut masih diragukan.

 

Terutama mengingat cakupan vaksin dosis pertama dan kedua yang belum terpenuhi, perdebatan vaksin booster semakin marak. Jadi sebenarnya mengapa vaksin booster perlu dilakukan?

 

Perlukah menerima vaksin booster?

Sumber: News Medical

Indonesia menghadapi masalah rumit dalam menerapkan program vaksinasi Covid-19. Di tengah-tengah cakupan vaksinasi dosis pertama dan kedua yang belum terpenuhi, muncul varian baru Omicron. WHO juga menyampaikan klaim penurunan kekebalan dari vaksin yang mengisyaratkan perlunya dosis ketiga. Dan para epidemiolog tampaknya belum sepakat tentang solusi untuk dilema ini.

 

Data di lapangan menunjukkan bahwa terjadi penurunan efikasi setelah enam bulan vaksin, terutama pada lansia dan orang-orang dengan kondisi kesehatan bawaan. Oleh karena itu, rekomendasi vaksin dosis ketiga atau booster diberikan karena ada kemungkinan pengurangan efikasi vaksin yang sudah ada dalam melawan varian baru seperti Delta dan Omicron.

 

Apalagi berbicara mengenai varian Omicron ini yang efektif dalam reinfeksi, termasuk membuat kasus infeksi baru pada penerima vaksin lengkap sekalipun. Artinya sebetulnya Indonesia tidak punya pilihan, selain menggencarkan program vaksinasi baik dosis pertama, kedua, maupun booster.

 

Masyarakat Indonesia yg belum menerima vaksin tetap dapat menerima booster secara paralel. Kementerian Kesehatan telah menetapkan vaksin Moderna sebagai vaksin booster. Vaksin merah-putih, vaksin yang dibuat dan diproduksi di Indonesia, juga disiapkan sebagai salah satu opsi.

 

Siapakah yang harus menerima vaksin booster?

Pemberian vaksin booster bersifat opsional, artinya bagi masyarakat yang menginginkannya dapat menerima booster ini. Meski data menunjukkan bahwa kelompok lansia dan orang-orang dengan kondisi kesehatan bawaan lebih berisiko mengalami penurunan kekebalan, namun sejatinya semua kelompok masyarakat bisa mendapat booster.

Berikut ini syarat yang perlu dipenuhi untuk mendapatkan vaksin booster:

  1. Penduduk usia 18 tahun ke atas
  2. Telah mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua minimal 6 bulan
  3. Tinggal di kabupaten atau kota yang telah mencatatkan capaian vaksinasi dosis pertama 70% dan dosis kedua 60%

 

Kehadiran program vaksin booster menimbulkan harapan di tengah kemunculan varian Omicron. Jika Anda memenuhi syarat di atas dan menginginkan vaksin booster, maka tidak ada salahnya mendukung keberhasilan program ini.