Jenis Anemia serta Penyebab dan Cara Mencegahnya

Jenis Anemia serta Penyebab dan Cara Mencegahnya

Kesehatan 700

Anemia masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia, terutama pada wanita. Diperkirakan sekitar 3 dari 10 remaja Indonesia menderita anemia. Masalah kesehatan ini menyebabkan penderitanya mengalami lelah, letih, dan lesu sehingga menghambat tingkat produktivitas.

Shop with Me

Tas Selempang Wanita Inara / Tas Bahu Wanita Kekinian
IDR 32.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Isoduce original untuk Nyeri Haid Keputihan
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sepatu Wanita Sneakers Sidney Roulfine S15 Korean Style
IDR 40.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

 

Seseorang dengan anemia tidak memiliki cukup sel darah merah untuk mengedarkan oksigen menuju jaringan tubuh. Anemia dapat hadir dengan berbagai jenis, bergantung pada penyebabnya. Berikut adalah ulasan mengenai jenis, penyebab, gejala, dan pengobatan anemia.

 

Jenis anemia berdasarkan penyebabnya

  1. Anemia kekurangan zat besi

Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi merupakan jenis anemia yang paling umum terjadi. Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau terdapat gangguan penyerapan zat besi oleh tubuh seperti pada penyakit celiac. Kekurangan zat besi ini menyebabkan produksi hemoglobin terganggu akibat kadar zat besi yang tidak mencukupi.

 

 

  1. Anemia aplastik

Anemia aplastik terjadi ketika tubuh tidak mampu lagi memproduksi sel darah merah secara optimal. Hal ini disebabkan karena terjadinya kerusakan pada sumsum tulang.

 

Anemia aplastik merupakan kondisi serius. Meskipun jarang terjadi, namun kondisi ini dapat menyerang pada usia berapapun. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat-obatan.

 

  1. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)

Anemia sel sabit merupakan gangguan akibat mutasi genetik yang menyebabkan perubahan bentuk sel darah merah. Kondisi ini dapat diwariskan secara turun-temurun.

 

Normalnya, sel darah merah berbentuk bulat dan dapat bergerak mudah melewati pembuluh darah. Namun penderita anemia sel sabit memiliki bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

 

Perubahan bentuk sel darah merah ini menyebabkan sel menjadi lengket dan dapat menyumbat pembuluh darah kecil. Kondisi ini kemudian berdampak terhadap terhambatnya aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh.

 

  1. Thalasemia

Thalasemia merupakan gangguan darah yang menyebabkan tubuh memiliki kadar hemoglobin kurang dari normal. Kondisi ini dapat diwariskan secara turun-temurun. Penderita thalasemia yang sudah memasuki stadium lanjut memerlukan transfusi darah secara rutin.

 

  1. Anemia kekurangan vitamin

Jenis anemia ini terjadi ketika tubuh kekurangan vitamin tertentu seperti asam folat, vitamin B12, dan vitamin C yang menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah. Kondisi ini dapat terjadi akibat kurangnya asupan makanan mengandung asam folat, vitamin B12, atau vitamin C, atupun ketika tubuh mengalami gangguan penyerapan vitamin tersebut.

 

Gejala anemia

Gejala yang muncul pada penderita anemia dapat beragam bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang dapat muncul ketika mengalami anemia adalah:

  • Lelah, letih, lesu
  • Kulit berwarna pucat
  • Detak jantung tidak beraturan
  • Nafas pendek
  • Pusing atau kepala berkunang-kunang
  • Sakit dada
  • Kaki dan tangan dingin

Awalnya anemia dapat hadir tanpa gejala sehingga Anda mungkin tidak menyadarinya. Namun seiring berjalannya waktu, jika Anemia semakin parah maka gejala akan timbul secara intens.

 

Cara mencegah anemia

Sumber: Ivoox.id

Beberapa jenis anemia yang terjadi karena mutasi genetik tidak dapat dicegah. Tetapi jenis anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi atau vitamin lainnya dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan beragam, seperti:

  • Makanan kaya zat besi, seperti daging merah, kacang merah, kacang-kacangan, sereal terfortifikasi zat besi, dan sayuran hijau
  • Makanan kaya asam folat, seperti sayuran hijau, kacang hijau, kacang merah, kacang-kacangan, dan produk gandum terfortifikasi (roti, sereal, pasta, dan nasi)
  • Makanan kaya vitamin B12, seperti daging sapi, daging ayam, produk olahan susu, sereal terfortifikasi, kerang, ikan samon, ikan sarden, ikan tuna, dan telur
  • Makanan kaya vitamin C, seperti kiwi, strawberry, jeruk, jambu biji, pepaya, leci, brokoli, bayam, kale, dan paprika

 

Ingin tahu cara mencegah anemia lebih lanjut? Segera tanyakan ke dokter di aplikasi Newfemme. Anda bisa sampaikan pertanyaan seputar kesehatan melalui chat, tanpa perlu meninggalkan rumah. Yuk, download Newfemme!