Berhubungan Seksual Saat Keputihan Tidak Berbahaya, Benarkah?

Berhubungan Seksual Saat Keputihan Tidak Berbahaya, Benarkah?

Kesehatan 246

Pernahkah Anda melihat bercak keputihan setelah berhubungan seksual? Anda tidak sendiri. Banyak wanita yang mengalami ini dan mempertanyakan penyebabnya. Cairan pelumas pada vagina memang akan diproduksi ketika berhubungan seksual. Namun Anda perlu waspada jika cairan yang keluar bukanlah keputihan biasa.

Shop with Me

Jilbab Bergo Grosir Murah
IDR 39.998
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Coffe Latte with others flavor
IDR 21.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sabun Nuvo Cair Kemasan 60 ml
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sweetshirt dress by H&M
IDR 200.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

 

Apakah keputihan setelah berhubungan seksual normal?

Munculnya keputihan sesaat setelah berhubungan seksual kerap terjadi pada sebagian wanita. Hal ini menimbulkan pertanyaan “Apakah normal jika keputihan setelah berhubungan seksual”. Pada beberapa kasus, keputihan setelah seks memang biasa terjadi. Namun perlu digarisbawahi bahwa tidak semua keputihan adalah normal.

Keputihan setelah berhubungan seksual (source: Klikdokter)

Jika keputihan ditandai dengan ciri-ciri seperti berikut, maka tidak perlu khawatir karena ini adalah hal yang normal.

  • Tidak berbau. Kalaupun ada aroma yang muncul biasanya tidak menyengat atau mengganggu.
  • Berwarna putih atau bening.
  • Teksturnya tebal dan lengket.
  • Keputihan licin dan basah.

 

Bagaimana ciri-ciri keputihan yang tidak normal?

  1. Keputihan berwarna merah

Wana merah pada keputihan menandakan adanya perdarahan yang perlu diwaspadai. Terkadang, kondisi seperti ini merupakan gejala awal kanker endometrium. Untuk itu, segera konsultasikan ke dokter jika mengalaminya.

 

  1. Keputihan berwarna putih atau kekuningan

Keputihan berwarna putih atau kekuningan dengan tekstur pekat, tebal, dan bau yang kuat merupakan pertanda kemungkinan terjadinya infeksi jamur di vagina. Biasanya keputihan jenis ini disertai dengan rasa gatal atau iritasi.

 

  1. Keputihan berwarna kuning-kehijauan

Keputihan berwarna kuning kehijauan biasanya kondisi ini menandakan infeksi bakteri atau penyakit kelamin yang menular. Terutama jika teksturnya tebal, menggumpal, dan berbau busuk.

 

  1. Keputihan berwarna merah muda

Keputihan yang berwarna merah muda biasanya mengandung sedikit darah. Kondisi ini bisa menjadi tanda perdarahan di awal kehamilan. Namun, ketika Anda mengalami hal ini setelah berhubungan seks bisa jadi ada robekan kecil di vagina atau leher rahim. Akibatnya, keputihan Anda berwarna merah muda.

 

  1. Abu-abu

Keputihan juga bisa berwarna abu-abu. Biasanya, kondisi ini menandai adanya gejala infeksi bakteri vagina yang disebut bacterial vaginosis. Selain keputihan yang berwarna abu, kondisi ini juga menyebabkan berbagai gejala lain seperti:

  • Gatal
  • Vagina dan keputihan berbau tak sedap
  • Kemerahan di sekitar vulva atau bukaan vagina
  • Jika Anda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter. Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik jika Anda positif mengalami infeksi bakteri vagina.

 

Apakah berhubungan seksual saat keputihan berbahaya?

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi atau inflamasi pada vagina berbahaya karena dapat memperparah gejala dan menimbulkan ketidaknyamanan. Jika infeksi disebabkan karena penyakit menular seksual, maka berhubungan seks dapat menyebarkan infeksi kepada pasangan. Namun dikonfirmasi oleh seorang dokter, infeksi yang disebabkan oleh jamur (kandidiasis) tidak akan memperparah gejala dan aman dilakukan selama kedua pihak merasa nyaman.

 

Infeksi jamur dan bacterial vaginosis bukan merupakan infeksi yang menular secara seksual. Namun perlu diketahui bahwa bergonta-ganti pasangan dapat meningkatkan risiko terjadinya bacterial vaginosis.

 

Bagaimanapun juga, hubungan seksual dapat menularkan penyakit seperti trichomoniasis. Sebaiknya tetap gunakan pengaman jika hubungan seksual dapat meningkatkan risiko Anda tertular penyakit. Guna mencegah infeksi berulang, jangan melakukan hubungan seksual jika Anda dan pasangan masih menunjukkan gejala dan belum selesai melakukan pengobatan.