Cervical Cerclage: Tindakan untuk Mencegah Kehamilan Prematur

Cervical Cerclage: Tindakan untuk Mencegah Kehamilan Prematur

Kesehatan 306

Ibu hamil yang memiliki rahim lemah umumnya direkomendasikan untuk melakukan penjahitan serviks, atau dikenal dengan cervical cerclage. Tindakan ini dilakukan untuk menjaga janin tetap aman hingga persalinan tiba. Apakah semua wanita bisa melakukannya? Apa risiko setelah menjalankan prosedur tersebut? Pelajari selengkapnya dalam pembahasan artikel ini ya, Ladies.

Shop with Me

Zinc Zink Capsule Tiens Original Suplemen Vitamin Penambah Nafsu Makan Anak Peninggi Penggemuk Badan Dewasa Anak Kecerdasan Otak Permanen ampuh Obat herbal Alami Termurah Isi 60 Kapsul
IDR 152.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
1 Lusin Bedong T1 90 x 72 cm / Selimut Bayi Katun Flanel isi 12 pc
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Azzura Two Way Cake
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Pengertian Cervical Cerclage

Cervical cerclage adalah cara untuk menutup serviks selama kehamilan secara sementara, tujuannya adalah untuk mencegah kelahiran prematur pada ibu hamil yang memiliki kelemahan pada serviks. Prosedur ini akan membantu janin agar tetap aman hingga waktu melahirkan tiba, caranya adalah dengan memberikan satu atau beberapa jahitan di pembukaan serviks agar tertutup dan aman selama hamil.

Alasan opsi ini dilakukan adalah karena wanita punya serviks yang lemah, sehingga tidak cukup kuat untuk tertutup saat hamil. Kelemahan ini dikenal dengan insufisiensi serviks, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelahiran prematur. Kelahiran prematur tersebut hanya ditandaii dengan kontraksi ringan atau bahkan tanpa rasa sakit sama sekali.

Diagnosis Lemahnya Serviks

Dokter kandungan akan mendiagnosis kelemahan serviks jika seseorang punya riwayat operasi pengangkatan jaringan serviks yang rusak atau operasi lain yang melibatkan leher rahim. Selanjutnya karena pernah mengalami keguguran akibat pelebaran leher rahim pada trimester kedua, rahim yang bentuknya tidak normal, rusak, atau pernah melahirkan prematur. 

Dokter juga mungkin akan merekomendasikan untuk menempatkan cerclage jika wanita memiliki serviks yang pendek. Namun, jika diketahui belum pernah melahirkan prematur atau hamil kembar, prosedur cervical cerclage tidak dapat dilakukan. Jika setuju, maka prosedurnya akan dilakukan pada usia kehamilan 12 hingga 14 minggu (trimester 2).

Dokter kandungan akan mendiagnosis kelemahan serviks terlebih dahulu sebelum prosedur dijalankan

Jenis Cerclage

Secara umum, cerclage terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah cerclage transvaginal, yaitu prosedur menepatkan jahitan di serviks dengan cara menjangkaunya melalui vagina. Kedua adalah cerclage transabdominal, yaitu dengan membuat sayatan di perut untuk bisa mencapai serviks dan menjahitnya dengan cara laparotomi (operasi terbuka) atau laparoskopi (membuat sayatan kecil dan memasukkan kamera).

Cerclage transvaginal biasanya dihilangkan setelah memasuki usia kehamilan 37 minggu, sementara cerclage transabdominal biasanya dibiarkan sampai melahirkan secara caesar. Jenis ini juga bisa dibiarkan di periode antar kehamilan dengan tujuan untuk mencegah kelahiran prematur atau keguguran di masa depan.

Pemulihan

Setelah operasi selesai, penyedia layanan kesehatan akan menyarankan pasien untuk bersantai selama satu minggu hingga 10 hari untuk memberikan kesempatan agar jahitannya dapat sembuh dengan baik. Selama masa ini juga, seseorang disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual, memasukkan apapun ke dalam vagina, dan menghindari aktivitas atau olahraga berat.

Saat masa pemulihan, disarankan untuk beraktivitas yang ringan saja

Risiko dan Kompilasi

Setelah prosedur cerclage selesai, seseorang boleh langsung beraktivitas seperti biasanya seperti bekerja atau sekolah. Namun, risiko yang mungkin saja muncul setelah prosedur selesai adalah mengalami pendarahan atau spotting selama lebih kurang 3 hari, keluarnya cairan bening dari vagina, atau kram ringan. Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi setelah cervical cerclage, diantaranya:

  • Infeksi

  • Kerusakan pada serviks

  • Pendarahan

  • Ketuban pecah dini yang bisa memicu kelahiran prematur

  • Stenosis serviks (penyempitan permanen serviks)

  • Munculnya jaringan parut di leher rahim

  • Robeknya serviks atau rahim jika persalinan terjadi saat jahitan masih utuh

Demikianlah penjelasan terkait cervical cerclage, yaitu prosedur penjahitan serviks dengan tujuan untuk mencegah kelahiran prematur. Keberhasilan tindakan ini mencapai 90%, jadi jangan takut. Jika punya kekhawatiran terkait kesehatan kehamilan lainnya, segeralah untuk berdiskusi dengan dokter kandungan. Jangan lupa untuk baca artikel terkait kehamilan lainnya hanya di Newfemme!