Quiz dan tes psikologi memang lumayan menjadi hal yang disukai terutama di kalangan anak muda masa kini. Pasalnya, kita sering merasa relate dengan identifikasi personalitas dan secara tidak sadar akhirnya seolah tervalidasi. Salah satu tes personalitas yang ramai diperbincangkan adalah tes MBTI.
Shop with Me
Apa itu tes MBTI?
The Myers-Briggs Type Indicator adalah akronim dari MBTI, merupakan sebuah wadah untuk melakukan tes kepribadian yang dapat dilakukan secara mandiri dan cukup mudah. Kamu hanya perlu menjawab pertanyaan yang disediakan. Tes ini bisa kamu cari dan lakukan secara online di banyak situs.
Pertama kali tes MBTI dikembangkan pada tahun 1942 oleh Katharine Cook Briggs bersama putrinya. Tes MBTI dikembankan berdasarkan teori psikologi dari Carl Jung yang menurutnya manusia mempunyai 4 fungsi inti; pengindra (Sensing), intuisi (Intuition), perasa (Feeling) dan yang terakhir adalah berfikir (Thinking). Masing-masing kategori tersebut kemudian dibagi lagi menjadi 4.
-
Introvert (I) vs. Ekstrovert (E), yaitu cara seseorang memusatkan perhatiannya.
-
Sensing (S) vs. Intuition (N), yaitu cara seseorang memahami sebuah informasi.
-
Thinking (T) vs. Feeling (F), yaitu cara seseorang mengambil keputusan.
-
Judging (J) vs. Perceiving (P), yaitu cara seseorang merespon lingkungan sekitar.
Karena dapat diakses secara bebas, akhirnya banyak orang yang sudah mencobanya dengan berbagai alasan. Sebagian dari mereka juga mengatakan bahwa akhirnya bisa memahami kekuatan serta kekurangannya sehingga dapat mengenal diri sendiri lebih jauh. Jika kita sudah memahami diri sendiri lebih dalam, dipercaya akan mudah untuk mengembangkan diri, menempatkan posisi dan juga mengatasi masalah hingga mengetahui pekerjaan yang cocok.
Seberapa akurat tes MBTI?
Pada penelitian yang dijalankan pada tahun 1991 oleh komite National Academy of Sciences, mereka meninjau data yang dilakukan saat tes MBTI dan mencatat bahwa nilai yang terbukti dari tes ini cukup kurang. Artinya tes MBTI belum bisa dikatakan akurat untuk mengkategorikan personalitas setiap orang dengan tepat. Hal ini pula yang membuat beberapa hasil yang berbeda walau mengulangi tes di tempat yang sama.
Namun jika Ladies ingin mempercayai hasil dari tes MBTI jawabannya adalah sah-sah saja. Apalagi jika dengan tes ini kehidupan kamu menjadi terbantu dan menghasilkan output yang positif. Tapi kamu harus ingat jika MBTI tidak bisa menjadi patokan hidupmu. Artinya, jika kamu merasa mampu untuk berkembang lebih jauh lagi, maka lakukan. Jangan sampai hasil dari tes MBTI mempengaruhi langkahmu. Pasalnya, hasil tes MBTI bisa dibilang cukup lengkap bahkan sampai ke area percintaan dan pekerjaan. Bisa repot kalau kesempatan kamu jadi terbatas hanya karena ini.
MBTI ini pada dasarnya hanya mengukur kepribadian atau personalitas seseorang hanya dari pola perilakunya saja. Jadi tidak bisa dijadikan tolok ukur dari segala aspek yang kamu miliki seperti kedewasaan apalagi permasalahan psikologis. Keraguan pada tes ini juga bersumber dari hasil yang berubah saat mengulangi tes bahkan di tempat yang sama. Apalagi, kita bisa mengisinya secara asal, berbohong atau kesengajaan karena ingin dikategorikan sebagai MBTI tertentu. Makanya, cukup menjadikan MBTI sebagai salah satu pedoman untuk mengembangkan diri saja karena sejatinya, manusia adalah makhluk yang kompleks.
Baca juga :
Kesetaraan Gender di Indonesia: Tantangan dan Kemajuan Menuju Masyarakat Inklusif
Intinya, selalu ada kemungkinan personalitas berubah. People change. Dan perlu ditekankan bahwa sifatmu tidak bisa dikotak-kotakan hanya karena beberapa hasil tes sangat menggambarkan kamu. Jika ada poin yang “buruk” tapi kamu merasa tidak seperti itu, jangan terpengaruh ya!