Ligasi Tuba, Pencegahan Kehamilan Secara Permanen

Ligasi Tuba, Pencegahan Kehamilan Secara Permanen

Kesehatan 458

Prosedur ligasi tuba merupasakan salah satu metode strerilisasi yang bertindak sebagai jenis kontrasepsi permanen. Ligasi artinya mengikat sementara tuba bermaksud saluran tuba falopi. Tindakan yang dilakukan adalah memotong saluran tuba falopi kemudian mengikatnya. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mencegah kehamilan secara permanen.

Shop with Me

Humanist
IDR 520.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kaos Salur
IDR 119.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
O'Sweet Singapore | Ginger Hair Fall | Shampoo Anti Rontok Shampoo | Hair Tonic | Mempercepat Pertumbuhan Rambut
IDR 1.260.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kaos Beautee
IDR 154.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Tuba falopi merupakan tempat bertemunya sel telur dan sel sperma. Ketika dilakukan ligasi tuba, maka sel telur dari ovarium tidak dapat berjalan menuju saluran tuba, sementara sel sperma juga tidak dapat bertemu sel telur di tuba falopi yang telah dipotong tersebut. Pada akhirnya, kehamilan tidak dapat terjadi.

Memotong saluran tuba bisa dilakukan kapan saja, baik itu setelah melahirkan, atau ketika pelaksaan metode caesar. Prosedur ini tidak akan memengaruhi hormon, sehingga siklus menstruasi tidak terganggu dan tidak menyebabkan efek samping seperti perubahan berat badan atau naik turunnya suasana hati seperti alat kontrasepsi lainnya.

Pro dan Kontra

Pro dari tindakan ini adalah prosedurnya selalu berhasil dilakukan dan karena kehamilan tidak akan terjadi, maka seseorang tidak perlu menggunakan pengaman, minum pil KB, atau menghitung masa subur. Hal ini menyebabkan pasangan yang memang tidak lagi menginginkan anak dapat berhubungan seks secara lebih santai. Ligasi tuba juga diketahui dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

Disisi lain, kontra dari pelaksanaannya prosedur ini bersifat permanen. Kemungkinan untuk membalikkannya tetap ada, namun jarang berhasil. Ketika wanita tidak yakin apakah mereka selamanya memang tidak hamil, maka tidak disarankan untuk melakukan ligasi tuba. Metode ini tidak melindungi seseorang dari penyakit menular seksual, kehamilan ektopik, atau infeksi luka operasi.

Pro dan kontra ligasi tuba perlu dipahami dengan jelas

Pertimbangan

Sebelum membulatkan tekad melakukan ligasi tuba, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Sebagai seorang wanita dewasa, yakinkan diri terlebih dahulu jika benar-benar tidak ingin punya anak lagi, karena lagi-lagi ligasi tuba bersifat permanen. Bicarakan dengan pasangan saat ini atau partner baru di masa depan.

Selain itu, pertimbangan penting lainnya adalah pada wanita dan pasangannya yang punya kelainan genetik dan tidak ingin mewariskannya kepada anak. Hal ini karena risiko kesehatan bisa menjadi tinggi pada bayi. Diskusikan juga dengan penyedia layanan kesehatan terkait riwayat kesehatan karena bisa memengaruhi kehamilan.

Yakinkan diri terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan ligasi tuba

Risiko

Ligasi tuba aman dilakukan, namun setelah menjalani prosedur tersebut, ada beberapa risiko yang mungkin muncul. Masalah yang serius terjadi pada 1 dari 1000 wanita. Biasanya, dokter akan meminta tanda tangan pada formulir sebagai tanda persetujuan. Potensi risiko yang dapat muncul diantaranya adalah:

  • Pendarahan pada sayatan yang dibuat (bagian perut)

  • Kerusakan pada organ usus, kandung kemih, atau pembuluh darah utama

  • Efek samping anestesi

  • Infeksi luka operasi atau penyembuhan luka yang lambat

  • Nyeri panggul atau perut yang berlangsung lama

  • Kegagalan prosedur (sangat jarang terjadi) seperti tidak tertutupnya saluran tuba secara sempurna atau terjadi kehamilan ektopik (di luar rahim)

  • Komplikasi akibat riwayat operasi panggul, kelebihan berat badan, sakit paru-paru, dan diabetes

Prosedur

1. Persiapan

Penyedia layanan kesehatan akan memastikan bahwa klien benar-benar sedang tidak hamil. Sampaikan juga obat-obatan yang rutin atau baru saja dikonsumsi. Beritahu jika pernah atau punya keluarga dengan riwayat reaksi anestesi. Jika merokok, maka biasanya diminta untuk berhenti jauh-jauh hari sebelum operasi. Terakhir, dokter atau perawat akan meminta pasien untuk berpuasa. 

2. Pelaksaan

Selama prosedur, dokter bedah akan membuat satu atau lebih sayatan kecil di perut dekat dengan pusar. Untuk mempermudah tindakan, biasanya akan dipompakan gas ke dalam perut agar mengembang. Selanjutnya, akan dimasukkan laparoskop (alat berbentuk tabung yang memiliki lampu dan kamera) dan saluran tuba akan terlihat. 

Kemudian dengan menggunakan alat khusus yang dimasukkan bersama dengan laparoskop, saluran  tuba dipotong, diikat, dijepit, atau ditutup dengan arus listrik. Setelah selesai, sayatan tadi akan ditutup dengan cara dijahit. Jahitan tersebut lalu ditutup dengan pembalut atau kassa kecil untuk menjaga lukanya.

3. Recovery

Klien akan di bawa ke ruang pemulihan untuk diawasi dan sadar sepenuhnya. Beberapa jam kemudian, klien diperbolehkan pulang, namun bisa juga diminta untuk menetap di rumah sakit. Pasca operasi, umumnya  pasien akan merasa tidak nyaman di area sayatan, sakit perut, kelelahan, pusing, kembung, atau sakit bahu. Sampaikan ke penyedia layanan kesehatan jika hal tersebut sangat mengganggu.

Demikianlah prosedur ligasi tuba yang berfungsi sebagai metode sterilisasi permanen. Pertimbangkan dengan matang alasan dilakukannya tindakan tersebut, karena operasinya bersifat permanen sehingga kehamilan tidak akan terjadi lagi. Jika tertarik melakukannya,  jangan ragu untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Baca artikel menarik lainnya di Newfemme!