Informasi Terkait Sifilis yang Perlu Diketahui

Informasi Terkait Sifilis yang Perlu Diketahui

Kesehatan 817

Mendengar kata sifilis, sudah pasti langsung tertuju pada penyakit menular seksual. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja yang aktif secara seksual, mau itu wanita maupun pria. Lalu, apakah sebenarnya sifilis itu? Bagaimana gejalanya? Apakah berbahaya? Mari pelajari bersama pada artikel kali ini, ya Ladies.

Shop with Me

Poise Day Cream Lumwhite + SPF Tube 20 gr - Whitening Day Cream
IDR 18.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bola basket
IDR 1.099.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Coffe Latte with others flavor
IDR 21.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Toples Kaca Penyimpanan Makanan Bamboo Cover - YS-7061
IDR 61.600
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Apa itu Sifilis?

Treponema pallidum adalah bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi menular seksual sifilis. Biasanya kondisi ini akan ditandai dengan adanya luka yang tidak menyebabkan nyeri pada area alat kelamin, rektum, atau mulut. Jika tidak ditangai sesegera mungkin, sifilis dapat menyebabkan kerusakan pada organ penting.

Penyebarannya dapat terjadi melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan luka sifilis selama hubungan seks melalui vagina, anal, atau oral. Penyakit ini juga bisa dari ibu ke bayi yang baru lahir. Penularannya tidak akan terjadi melalui kontak biasa seperti kursi toilet, gagang pintu, kolam renang, bak mandi, pakaian, atau peratalan makan.

Gejala

Infeksi sifilis akan berkembang secara bertahap dan akan memiliki tanda serta gejala yang berbeda pula. Penyakit ini memiliki 4 tahapan (primer, sekunder, laten, dan tersier). 

1. Primary

Tahap awal dari penyakit ini adalah ketika seseorang menemukan satu atau banyak luka di tubuh, biasanya ditemukan pada vagina, anus, bibir atau dalam mulut, atau penis pada pria. Luka yang muncul biasanya kencang, bulat, dan tidak menimbulkan nyeri. Seseorang akan merasakan sakit selama 3 hingga 6 minggu setelah tertular dan akan sembuh jika mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

2. Secondary

Pada tahap sekunder, seseorang mungkin akan menemukan adanya ruam pada kulit, dan/atau luka pada mulut, vagina, atau anus. Biasanya diawali dengan ruam pada satu area di tubuh yang tampak setelah luka sembuh. Lokasi ruam dapat ditemukan pada telapak tangan dan/atau telapak kali. Lalu teksturnya kasar, merah atau cokelat kemerahan, tidak gatal, dan terkadang terlihat sama sehingga tidak dikenali.

Selain itu, gejala lain yang mungkin muncul adalah demam, sakit tenggorokan, rontoknya rambut, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan tanpa disengaja, nyeri otot, dan sangat lelah. Infeksi akan semakin parah kalau tidak diobati. Tahapan sekunder ini terkadang mirip dengan kondisi lain seperti pityriasis rosea, lichen planus, atau psoriasis.

3. Latent

Tahap ketiga dari penyakit sifilis adalah masa laten. Kondisi ini ditunjukkan justru ketika tidak ada tanda atau gejala dirasakan dan saat gejala primer dan sekunder telah hilang. Meskipun tidak ada gejala, bakteri sifilis tetap ada di dalam tubuh dan biasanya menetap selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi sifilis tersier.

4. Tertiary

Tahap tersier adalah infeks terakhir pada penderita sifilis. Kondisi ini sering kali terjadi setelah bertahun-tahun setelah infeksi awal. Tahapan ini cukup membahayakan karena dapat menyebabkan kebutaan, kehilangan pendengaran, kondisi kesehatan mental terganggu, hilang ingatan, destruksi jaringan lunak atau tulang, ganguan neurologis seperti strok atau meningitis, sakit jantung, dan neurosifilis.

Faktor Risiko

Semua orang yang masih aktif secara seksual memiliki risiko tertular sifilis melalui seks oral, anal, dan vaginal. Ada baiknya untuk melakukan tes sifilis secara teratur untuk mengetahui kondisnya. Faktor risiko lain yang memungkinkan tertular sifilis adalah biseksual, mengidap HIV, sedang menggunakan profilaksis pra pajanan untuk pencegahan HIV, memiliki pasangan yang positif sifilis.

Semua orang yang aktif secara seksual berisiko terkena sifilis

Pencegahan

Satu-satunya cara untuk mencegah terjadinya sifilis adalah dengan menghindari hubungan seksual baik itu vaginal, oral, maupun anal agar terhindari dari luka sifilis. Meskipun begitu, jika memang masih aktif secara seksual, cara yang dapat dilakukan adalah dengan berhubungan monogami (satu partner seks) jangka panjang, memastikan pasangan bebas dari penyakit sifilis, dan menggunakan pengaman saat berhubungan intim seperti kondom. Intinya, hindari luka.

Gunakan pengaman saat berhubungan seksul untuk mencegah tertular sifilis

Itulah informasi lebih dalam terkait penyakit sifilis. Jika Ladies berpikir mungkin terkena penyakit tersebut, segeralah berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan darah dan fisik. Tenang, penyakit ini bisa diobati dengan menggunakan antibiotik. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, bisa coba manfaatkan layanan konsultasi online yang ada di Newfemme, ya!

Komentar

User NewFemme

Lailatul Fitriyah

11 May, 2023 15:12

nice informasi