Gejala, Penyebab, dan Faktor Risiko Keguguran

Gejala, Penyebab, dan Faktor Risiko Keguguran

Kesehatan 546

Keguguran adalah peristiwa kehilangan bayi dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Meskipun istilah medisnya adalah spontaneous abortion atau aborsi spontan, keguguran tidaklah sama dengan aborsi. Diperkirakan terdapat 15-25% kehamilan terdeteksi yang berakhir dengan keguguran.

Shop with Me

Sepatu Wanita Sneakers Sidney Roulfine S15 Korean Style
IDR 40.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
One set crinkle
IDR 99.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Pigura Mahar Pernikahan Ukuran 32x22 cm
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kaos Beautee
IDR 154.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Angka ini dapat naik hingga 50% karena keguguran dapat terjadi di fase sangat awal dari kehamilan, bahkan sebelum kamu menyadari adanya kehamilan itu sendiri. Namun, 80% dari kasus keguguran terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan. 

Gejala Keguguran

Tanda dan gejala keguguran sangatlah beragam, tergantung dari tahapan kehamilan yang telah dilalui. Pada beberapa kasus, keguguran terjadi secara cepat bahkan sebelum kamu menyadari kehamilan itu sendiri. Berikut merupakan beberapa gejala umum dari keguguran:

  • Perdarahan pada vagina, dari ringan hingga berat.

  • Kram pada area perut atau punggung. 

  • Nyeri perut.

  • Keluarnya lendir atau cairan dari vagina.

  • Turunnya berat badan.

  • Demam yang disertai gejala yang telah disebutkan.

Perdarahan akibat keguguran dapat terjadi secara ringan hingga berat

Penyebab Keguguran

Kebanyakan kasus keguguran terjadi ketika bayi dalam kandungan memiliki gangguan genetik yang fatal. Biasanya, masalah-masalah tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh sang ibu. 

1. Keguguran akibat masalah gen atau kromosom

Tidak tumbuh dan berkembangnya janin sebagaimana mestinya merupakan penyebab keguguran yang paling umum dijumpai. Sekitar 50% dari kasus keguguran berkaitan dengan kekurangan atau kelebihan kromosom pada sang bayi. Hal ini dapat terjadi secara kebetulan ketika proses tumbuh serta terbelahnya sel embrio dan bukan diturunkan oleh orang tua. 

2. Kondisi kesehatan ibu saat hamil

Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan sang ibu dapat memicu terjadinya keguguran. Beberapa kondisi kesehatan yang dimaksud adala diabetes yang tidak terkendali, infeksi, penyakit tiroid, serta masalah seputar rahim maupun hormonal.

Faktor Risiko Keguguran

Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami keguguran, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Hamil diatas usia 35 tahun memiliki peluang risiko keguguran yang lebih besar, yaitu 20%. Angka peluang risiko ini juga akan terus naik seiring bertambahnya usia, bagi perempuan usia 40 dan 45 masing-masing memiliki peluang risiko keguguran sebesar 40% dan 80%. 

  • Mengalami keguguran dua kali atau lebih secara berturut-turut memiliki risiko yang lebih tinggi.

  • Kondisi kronis, seperti diabetes yang tidak terkendali. 

  • Penggunaan rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang.

  • Memiliki berat badan kurang atau berlebih.

Memiliki berat badan ideal sebelum hamil bisa merupakan salah satu pencegahan komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi

Aktivitas harian seperti olahraga, hubungan seksual, dan kerja yang dilakukan oleh ibu hamil tidak akan memancing terjadinya keguguran, walaupun tetap perlu adanya penyesuaian selama masa kehamilan. Meskipun bukan merupakan kasus yang langka, akan tetapi keguguran tetaplah menjadi cobaan yang tidak mudah bagi mereka yang mengalaminya. Dengan mengetahui beberapa hal terkait keguguran, diharapkan dapat keguguran dapat dihadapi, disikapi, dan ditangani secara tepat.

Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!