Diagnosis dan Penanganan Kehamilan Ektopik

Diagnosis dan Penanganan Kehamilan Ektopik

Kesehatan 437

Kehamilan ektopik merupakan sebuah kelainan kehamilan yang ditandai dengan sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di luar dinding rahim seorang wanita. Menurut American Academy of Family Physicians (AFFP), kondisi ini terjadi setiap 1 dari 50 kehamilan. Kehamilan ektopik yang dibiarkan dapat berubah menjadi kondisi darurat medis, embrio tidak akan bertahan dan jaringan yang tumbuh dapat menyebabkan perdarahan yang bisa mengancam nyawa sang ibu. 

Shop with Me

Kaos Salur
IDR 119.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Paket body serum & body lotion cloova
IDR 138.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Jas Hujan Axio Assio Europe Origina
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Botol Minum Rainbow 1L
IDR 75.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Diagnosis Kehamilan Ektopik

Seorang ibu hamil yang memiliki kondisi ini mungkin tidak akan langsung menyadari kondisi yang ia miliki, padahal penangan cepat dan tepat penting untuk memastikan kesehatan di masa yang akan datang.

Berikut merupakan sejumlah cara diagnosis yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi kehamilan ektopik:

  1. Tes kehamilan

Dokter akan menyarankan untuk melakukan tes darah guna mengecek kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) sebagai tanda kehamilan. Kadar hormon HCG akan meningkat ketika seorang wanita hamil. Tes darah ini mungkin dilakukan tiap beberapa hari sekali hingga ultrasonografi bisa mengonfirmasi kehamilan yang terjadi adalah kehamilan ektopik, biasanya hingga 5-6 minggu setelah pembuahan.

  1. Ultrasonografi (USG)

USG transvaginal memungkinkan dokter memastikan lokasi kehamilan secara pasti. Pada tes ini, alat yang bentuknya mirip tongkat akan dimasukkan melalui vagina. Alat tersebut akan memanfaatkan gelombong suara untuk menghasilkan citra rahim, ovarium, dan tuba falopi yang akan dikirim menuju monitor terdekat. USG perut juga dapat dilakukan untuk mengonfirmasi kehamilan atau mengevaluasi perdarahan dalam jika ada.

  1. Tes darah lainnya

Tes darah secara menyeluruh akan dilakukan untuk memeriksa apakah telah terjadi anemia maupun tanda kehilangan darah lainnya. Seseorang yang telah didiagnosis dengan kehamilan ektopik biasanya juga akan disarankan untuk melakukan tes golongan darah, jikalau membutuhkan transfusi darah.

Penanganan Kehamilan Ektopik

Sel telur yang telah dibuahi tidak dapat tumbuh dan berkembang secara normal di luar rahim. Untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa sang ibu, jaringan ektopik perlu diangkat. Pengangkatan embrio tersebut dapat dilakukan dengan konsumsi obat, operasi laparoskopi, atau operasi perut yang didasari oleh gejala dan waktu kehamilan ektopik diketahui. 

  1. Obat

Kehamilan ektopik yang diketahui sejak dini dan tanpa dibarengi dengan perdarahan yang tidak stabil, biasanya akan ditangani dengan pemberian obat methotrexate. Obat yang diberikan melalui suntikan ini berfungsi untuk mencegah sel tumbuh dan melarutkan sel yang telah terbentuk.

Setelah injeksi, dokter akan menyarankan untuk kembali melakukan tes HCG guna memastikan kinerja obat. Sangat penting untuk mengonfirmasi kehamilan yang ada adalah kehamilan ektopik sebelum memutuskan konsumsi obat ini.

  1. Operasi Laparoskopi

Salpingostomi dan salpingektomi adalah dua jenis bedah laparoskopi yang biasa digunakan untuk mengobati kehamilan ektopik. Dalam prosedur ini, sayatan kecil dibuat di perut, dekat atau di pusar. Selanjutnya, dokter akan menggunakan tabung tipis yang dilengkapi dengan lensa kamera dan cahaya (laparoskop) untuk melihat area tuba falopi.

Dalam prosedur salpingostomi, hanya jaringan ektopik saja yang diangkat, sedangkan tuba falopi dibiarkan untuk sembuh sendiri. Namun, pada salpingektomi, kehamilan ektopik dan tuba falopi diangkat. Prosedur mana yang akan dipilih tergantung dari jumlah perdarahan dan kerusakan yang terjadi pada tuba falopi

Embrio tidak akan dapat tumbuh dengan baik di luar rahim, sehingga perlu dilakukan pengangkatan

  1. Pembedahan Darurat

Jika kehamilan ektopik menyebabkan perdarahan hebat, maka kemungkinan besar butuh dilakukan bedah darurat. Bedah darurat dapat dilakukan secara laparoskopi ataupun melalui sayatan perut  (laparotomi). Dalam beberapa kasus, tuba falopi masih dapat diselamatkan. Namun, jika tuba falopi pecah, maka harus dilakukan pengangkatan.

Hindari rokok agar tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik

Menghindari penyakit menular seksual, seperti gonore dan klamidia, merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya inflamasi pada tuba falopi yang bisa meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Selain itu, kebiasaan merokok sebelum hamil juga kerap dikaitkan dengan risiko kehamilan ektopik yang lebih besar.

Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!