Vaginosis Bakterialis, Gangguan Keseimbangan Bakteri Vagina

Vaginosis Bakterialis, Gangguan Keseimbangan Bakteri Vagina

Kesehatan 424

Secara alami, terdapat berbagai macam jenis bakteri pada vagina seorang wanita. Biasanya, tubuh akan bekerja untuk menjaga keseimbangan bakteri dan mencegah jenis bakteri tertentu untuk berkembangbiak secara berlebihan.

Shop with Me

1 DUS / KARTON SO KLIN LIQUID DETERGENT SACHET
IDR 52.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Posh Hijab body spray 150ml
IDR 18.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
1 Lusin Bedong T1 90 x 72 cm / Selimut Bayi Katun Flanel isi 12 pc
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kemeja salur pria dan wanita lengan panjang up to big size atasan pria kemeja garis kerah chiang'i
IDR 135.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Keseimbangan bakteri vagina yang terganggu dapat memicu kondisi yang disebut vaginosis bakterialis. Meskipun merupakan kondisi yang umum ditemukan, akan tetapi vaginosis bakterialis yang dibiarkan dapat memicu terjadinya komplikasi dan meningkatkan risiko penyakit menular seksual.

Gejala Vaginosis Bakterialis

Berbeda dari vaginitis yang merupakan infeksi di vagina, vaginosis bakterialis adalah kondisi ketika keseimbangan bakteri pada vagina terganggu karena adanya bakteri jenis tertentu yang tumbuh di luar kendali.

Vaginosis bakterialis tidak selamanya menyebabkan gejala yang dampak, tapi berikut merupakan beberapa gejala umumnya:

  • Sensasi panas dan terbakar saat buang air kecil.

  • Adanya cairan keputihan berwarna abu-abu-abu atau putih yang keluar vagina.

  • Cairan yang keluar berbau amis.

  • Gatal dan nyeri di area vagina.

Penyebab Vaginosis Bakterialis

Biasanya, bakteri jahat (anaerobes) kalah jumlah dari bakteri baik (lactobacili). Namun ketika bakteri jahat (anaerobes) jumlahnya terlalu banyak, maka ia dapat mengganggu keseimbangan mikroorganisme pada vagina dan menyebabkan vaginosis bakterialis.

Meskipun belum diketahui secara pasti mengapa kondisi ini dapat terjadinya, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko vaginosis  bakterialis:

  1. Memiliki banyak pasangan seksual atau sering gonta-ganti pasangan.

Vaginosis bakterialis paling sering dijumpai pada wanita yang aktif secara seksual, termasuk yang sering bergonta-ganti pasangan. Selain itu, aktivitas seksual tanpa pengaman, seperti kondom, juga dapat meningkatkan risiko kondisi ini.

  1. Membersihkan vagina dengan vaginal douche.

Douching merupakan praktek membersihkan vagina menggunakan sabun yang dapat mengiritasi vagina, seperti sabun yang mengandung parfum dan sabun antiseptik. Karena vagina bisa membersihkan dirinya sendiri, douching tidak perlu dilakukan dan hanya akan meningkatkan risiko ketidakseimbangan bakteri pada vagina. 

  1. Kekurangan produksi bakteri baik.

Jika vagina seorang wanita tidak dapat menghasilkan bakteri baik secara alami dalam jumlah yang cukup, maka ia akan lebih berkemungkinan mengembangkan vaginosis bakterialis. Selain itu, menstrual, hamil, menopause, dan berbagai peristiwa perubahan hormon lainnya juga dapat menyebabkan jumlah produksi bakteri baik berkurang secara alami.

Menggunakan alat pengaman dapat mengurangi risiko penyakit menular seksual

Komplikasi Akibat Vaginosis Bakterialis

Meskipun biasanya tidak menimbulkan komplikasi, akan tetapi jika terus dibiarkan vaginosis bakterialis dapat memicu terjadinya sejumlah komplikasi serius, seperti:

  • Komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, hingga keguguran.

  • Meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual, seperti HIV, klamidia, atau gonore.

  • Penyakit radang panggul.

  • Infeksi pasca operasi di area panggul, akibat histerektomi atau operasi sesar.

Gonore juga disebut sebagai penyakit kencing nanah

Vaginosis bakterialis merupakan kondisi yang dapat dicegah dengan menghindari penggunaan sabun berkandungan pewangi atau antiseptik karena dapat merusak keseimbangan bakteri yang ada. Pembersihan area vagina dapat dilakukan hanya dengan menggunakan air bersih yang mengalir.

Selain itu, pilihan pembalut atau tampon yang tidak mengandung pewangi karena dapat menyebabkan iritasi. Menggunakan pengaman saat sedang berhubungan seksual juga penting untuk mengurangi risiko tertular penyakit menular seksual.

Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!