Penyebab Pasokan ASI Rendah dan Cara Mengatasinya

Penyebab Pasokan ASI Rendah dan Cara Mengatasinya

Kesehatan 748

Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 75% wanita yang baru saja melahirkan akan menyusui bayinya, akan tetapi tak sedikit yang berhenti dalam beberapa bulan pertama. Padahal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sangat menganjurkan pemberian air susu ibu (ASI) pada 2 tahun pertama kelahiran, dimana 6 bulan pertama dilakukan pemberian ASI secara eksklusif. Salah satu alasan yang paling umum adalah karena pasokan ASI yang tidak cukup. 

Shop with Me

ALOHILOHI PAKET SET BRIGHTENING GLOWING BPOM
IDR 190.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Gluta drink
IDR 300.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Azzura Two Way Cake
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Pigura Mahar Pernikahan Ukuran 32x22 cm
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Penyebab Pasokan ASI Rendah

Sebagian besar wanita akan memiliki jumlah ASI yang cukup. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasokan ASI dan let down reflex seorang wanita. Let down reflex adalah rangsangan yang membuat aliran ASI lebih lancar yang terjadi ketika saraf payudara testimulasi akibat isapan mulut bayi. Let down reflex akan memicu pelepasan 2 hormon, prolaktin dan oksitosin, yang dapat membantu menghasilkan dan menyalurkan ASI. 

Beberapa contoh penyebab pasokan ASI rendah adalah sebagai berikut:

  1. Faktor emosional

Perasaan cemas, stres, bahkan rasa malu dapat mengganggu let down reflex dan menyebabkan produksi ASI menjadi berkurang. Menciptakan lingkungan yang tenang dan sepi ketika sedang menyusui bisa meningkatkan pengalaman menyusui yang lebih dapat dinikmati.

  1. Kondisi medis tertentu

Beberapa kondisi medis tertentu dapat mengganggu pasokan ASI seorang wanita. Contohnya adalah hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan, diabetesi, dan polycystic ovarian syndrome (PCOS). 

  1. Obat-obatan tertentu

Obat yang mengandung pseudoephedrine, seperti obat sinus dan alergi, dan beberapa pil pengendali hormon tertentu dapat mengurangi produksi ASI. 

  1. Riwayat operasi payudara

Tidak memiliki cukup glandular tissue akibat tindakan pada payudara, seperti operasi pengecilan payudara, pengangkatan kista, atau masketomi, dapat mengganggu proses menyusui. Operasi payudara dan tindik puting juga dapat merusak saraf yang berkaitan dengan produksi ASI.

Tanda ASI Cukup

Kebanyakan ibu menyusui secara alami akan memproduksi ASI sepertiga lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan oleh sang bayi sehingga kasus kekurangan pasokan ASI tidak terlalu sering dijumpai. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa ada banyak hal yang dapat menyebabkan bayi menangis, rewel, dan terdistraksi saat sedang disusui. Hal ini dapat mengganggu proses menyusui dan menyebabkan bayi tidak mendapatkan jumlah ASI yang seharusnya.

Kebutuhan tiap bayi berbeda. Kebanyakan bayi yang baru lahir butuh disusui sebanyak 8-12 kali dalam 24 jam, sebagian bahkan lebih. Seiring bertambahnya usia, bayi akan mulai belajar menyusu secara lebih efektif, artinya ia membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk mengonsumsi lebih banyak jumlah ASI. 

Berikut merupakan tanda bayi mendapatkan ASI dalam jumlah yang cukup:

  1. Berat badan bertambah seperti yang diharapkan, yaitu sekitar 5,5 - 8,5 ons tiap minggu hingga usia 4 bulan.

  2. Melakukan buang air besar sebanyak 3-4 dalam sehari sejak usia 4 hari.

  3. Harus mengganti popok, alias sering buang air kecil, 2 kali dalam 24 jam mulai usia 2 hari dan 5 kali atau lebih setelah hari ke 5.

ASI penting untuk menjamin kesehatan dan pertumbuhan anak

Tips Meningkatkan Produksi ASI

Berikut merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI:

  1. Menyusui lebih sering dan biarkan sang bayi menentukan kapan harus berhenti. Ketika bayi mengisap payudara, hormon pemicu produksi ASI akan dilepaskan. Semakin sering kita menyusui, maka semakin banyak pula ASI yang akan diproduksi.

  2. Memompa ASI yang dilakukan diantara jadwal menyusui juga dapat meningkatkan jumlah produksi ASI. Lakukan pompa ASI ketika dirasa masih ada sisa ASI atau adanya jadwal menyusui yang terlewat.

  3. Memberikan ASI kepada sang buah hati melalui kedua sisi payudara dapat menstimulasi keduanya untuk memproduksi ASI yang lebih banyak. 

  4. Konsumsi makanan dan herbal tertentu yang dapat meningkatkan produksi ASI. Diantaranya adalah bawang putih, jahe, fenugreek, fennel, dan lainnya.

ASI dapat dipompa dan simpan dengan cara yang tepat

ASI merupakan asupan terbaik yang dapat diberikan pada sang buah hati, terutama pada 6 bulan awal kehidupannya. Hal ini dikarenakan seluruh kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang sudah dapat ditemukan pada ASI.

Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!