Perbedaan Gejala Awal Kehamilan dan PMS

Perbedaan Gejala Awal Kehamilan dan PMS

Kesehatan 810

Premenstrual syndrome (PMS) merupakan sekelompok gejala yang dikaitkan dengan siklus menstruasi bulanan wanita. Biasanya, PMS terjadi sekitar 1-2 minggu sebelum haid dan berakhir ketika haid sudah dimulai. Gejala-gejala PMS terkadang dapat mirip dengan gejala awal kehamilan. Untuk itu, berikut merupakan beberapa perbedaan gejala awal kehamilan dengan gejala PMS. Tapi ingat, perbedaan yang ada bisa sangat tak kentara dan berbeda antara satu orang dengan yang lain.

Shop with Me

1 DUS / KARTON SO KLIN LIQUID DETERGENT SACHET
IDR 52.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Poise Day Cream Lumwhite + SPF Tube 20 gr - Whitening Day Cream
IDR 18.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sprei kasur Bahan Polymicro
IDR 23.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Gluta drink
IDR 300.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Nyeri Payudara

PMS: Ketika PMS, payudara bengkak dan nyeri bisa terjadi pada paruh kedua siklus menstruasi. Tingkat keparahannya mulai dari ringan hingga parah. Biasanya, nyeri yang paling parah terjadi tepat sebelum haid dan membaik setelahnya, seiring dengan berkurangnya tingkat hormon estrogen.

Kehamilan: Payudara pada masa awal kehamilan dapat terasa nyeri atau sensitif ketika disentuh. Kondisi ini biasanya terjadi 1-2 minggu setelah kehamilan dan bertahan sedikit lebih lama seiring dengan meningkatnya hormon progesteron akibat kehamilan. 

Pendarahan

PMS: Umumnya, seorang perempuan tidak akan mengalami pendarahan atau spotting ketika PMS. Ketika sudah memasuki haid, alirannya akan lebih terasa dan dapat berlangsung hingga satu minggu.

Kehamilan: Bagi sebagian orang, gejala pertama kehamilan adalah adanya pendarahan ringan atau spotting pada vagina dan biasanya berwarna merah muda atau coklat. Kondisi ini biasanya terjadi pada hari ke-10 sampai 14 setelah pembuahan. Pendarahan biasanya hanya akan berlangsung selama 1-2 hari hari, lebih pendek dari masa haid normal. 

Perubahan Mood

PMS: Seseorang yang sedang PMS cenderung akan lebih mudah tersinggung dan gampang kesal terhadap lingkungannya. Selain itu, mudah menangis dan merasa gelisah juga merupakan sesuatu yang wajar. Melakukan sedikit aktivitas dan memastikan mendapatkan durasi tidur yang cukup dapat membantu mengatasi mood swing akibat PMS.

Kehamilan: Ketika hamil, seorang wanita akan sering mengalami perubahan mood dan merasa lebih emosional hingga tiba hari persalinan. Di satu waktu kamu akan merasa senang dan semangat untuk menyambut anggota keluarga baru, tapi waktu yang lain kamu juga mungkin akan lebih mudah merasa sedih ataupun menangis.

Depresi merupakan gejala PMS yang kerap ditemui

Kelelahan

PMS: Lelah dan letih merupakan hal yang wajar ketika PMS, sama halnya dengan kesulitan untuk tidur. Melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas tidur yang berujung pada menghilangkan rasa lelah dan letih berkelanjutan.

Kehamilan: Ketika hamil, peningkatan kadar hormon progesteron dapat menyebabkan rasa lelah. Lelah akan sangat dirasakan pada trimester pertama dan bertahan selama masa kehamilan. Untuk membantu tubuh mengatasinya, pastikan untuk makan dengan tepat dan mendapatkan waktu tidur yang cukup.

Mual

PMS: Mual atau muntah tidak akan terjadi hanya karena haid yang terlambat Akan tetapi, masalah pada sistem pencernaan, termasuk mual, juga dapat muncul bersamaan dengan PMS.

Kehamilan: Morning sickness merupakan salah satu gejala klasik dan utama dari sebuah kehamilan. Rangkaian mual dan muntah-muntah kerap dimulai kerap dimulai ketika telah memasuki bulan pertama kehamilan. Terlepas dari namanya, morning sickness dapat terjadi kapan saja tidak terpaku pada pagi hari.

Ngidam 

PMS: Kamu mungkin akan menyadari perubahan kebiasaan makan yang terjadi saat sedang PMS. Kamu mungkin akan menginginkan cokelat, kue, ataupun beberapa jenis makanan lain. Namun, dorongan keinginan akan suatu makanan tidak akan sekuat ketika hamil.

Kehamilan: Ketika hamil, kamu mungkin akan ngidam satu jenis makanan tertentu dan menolak yang lain. Selain itu, kamu juga mungkin akan menolak rasa dan bau makanan tertentu, meskipun sebelumnya sangat disukai. Efek ini dapat bertahan selama masa kehamilan. 

Perubahan pola makan bisa terjadi pada awal masa kehamilan

Kram

PMS: Jika sedang PMS, kamu berkemungkinan untuk mengalami dysmenorrhea atau kram yang terjadi 24-48 sebelum haid. Rasa sakitnya akan berkurang seiring dengan tibanya haid. 

Kehamilan: Di masa awal kehamilan, kamu mungkin akan merasakan kram ringan hingga sedang. Kram ini mirip dengan apa yang kamu rasakan ketika sedang haid, akan tetapi kram yang terjadi dapat dirasakan pada perut bagian bawah ataupun punggung bagian bawah. 

Penting bagi kita untuk mengetahui penyebab dari gejala yang dirasakan. Jika hamil, semakin cepat akar masalah diketahui, maka semakin cepat pula penanganan yang dapat diberikan. Cara terbaik untuk mengetahui perbedaan gejala PMS dengan awal kehamilan adalah dengan melakukan tes kehamilan. 

Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!