Toilet Training yang Efektif untuk Anak

Toilet Training yang Efektif untuk Anak

Parenting 831

Anak yang beranjak umur 3 tahun biasanya sudah aman untuk dibawa berpergian. Jalan-jalan keluarga, main sepeda di taman, bertamu ke rumah kerabat dan sanak saudara hingga traveling ke tempat jauh.

Shop with Me

Lipstik Maybelline new york
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Pomona
IDR 90.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Theraskin Oil Control Facial Wash240mL
IDR 81.840
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
O'Sweet Singapore | Ginger Hair Fall | Shampoo Anti Rontok Shampoo | Hair Tonic | Mempercepat Pertumbuhan Rambut
IDR 1.260.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Karena dalam masa peralihan, walau anak bisa jadi aman dan lebih kuat dibawa berpergian, tapi ada satu masalah yang lumayan sulit diatasi, yaitu kontrol hasrat buang airnya. Bahkan dalam kasus tertentu, sampai umur 7 tahun atau lebih pun ada yang masih belum bisa mengendalikan hasrat buang airnya dengan baik. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk mengajarkan toilet training yang benar.

 

Tips Efektif Mengajarkan Toilet Training pada Anak

Toilet training adalah salah satu latihan yang diberikan dan dibiasakan pada anak sejak kecil untuk mandiri. Toilet training tidak hanya mengajarkan anak mengontrol hasrat buang air, tapi juga menggunakan toilet. Berikut tips melakukan toilet training yang bisa orang tua terapkan pada anak:

1. Kenali tanda kesiapan anak

Apa itu tanda kesiapan anak? Ialah dimana secara alami anak mengirim sinyal atau tanda bahwa mereka sudah siap melakukan toilet training. Di antaranya adalah: buang air menjadi lebih teratur, menunjukan rasa penasaran pada apa yang orang dewasa lakukan, bisa mengambil dan mengembalikan benda dengan baik, mulai bisa mengekspresikan pikirannya secara verbal dengan cukup jelas, sudah bisa melepas dan memakai pakaian sendiri serta menunjukan tanda-tanda tidak lagi mau memakai popok.

2. Mengajarkan bahasa yang umum

Tidak menggunakan kata-kata kiasan atau bahasa bayi dalam menjelaskan buang air besar ataupun kecil juga berpengaruh pada perkembangan toilet training-nya. Hindari pula mengatakan bahwa kotoran atau isi popok sebagai sesuatu yang menjijikan, jorok atau bau. Tanamkan bahwa kotoran itu harus dibersihkan sampai benar-benar bersih. Ajarkan juga untuk selalu mencuci tangan setelah bebersih setelah buang air.

3. Pilih toilet yang tepat

Memang agak sulit untuk bagian ini karena kita tidak bisa tiba-tiba memiliki toilet yang dikhususkan untuk balita. Tapi kalian bisa lho membeli perlengkapan penunjang. Misal membeli penyangga kaki dan toilet seat untuk balita pada toilet duduk, melapisis toilet atau kamar mandi dengan alas yang anti licin dan lain sebagainya bisa disesuaikan dengan kondisi toilet atau kamar mandi di rumah masing-masing.

4. Tunjukan cara menggunakan toilet

Jangan lupa untuk mengajarkan cara menggunakan toilet. Artinya dimulai dari dia masuk toilet, saat buang air, membersihkan kemaluan serta tubuhnya serta kotoran yang ada di toilet sampai memakai pakaiannya kembali.

5. Peka terhadap proses anak

Sudah pasti dalam proses akan mengalami berbagai rintangan dan kesulitan. Tapi sebagai orang tua kita tidak boleh memburu-buru hingga tak sadar malah bersikap yang membuat anak takut, tertekan atau bahkan jadi malas untuk melanjutkan toilet training ini. Kenali setiap proses anak agar bisa memahami apa yang mereka butuhkan untuk selanjutnya.

 

Memang praktik tidak semudah membaca, tapi semoga beberapa tips ini bisa membantu kamu ya!